khasanah

6 Kebiasaan yang Disarankan Terapis untuk Dihentikan guna Meningkatkan Kesehatan Mental

Sabtu, 8 Maret 2025 | 23:36 WIB
Kritik diri yang berlebihan melemahkan motivasi dan meningkatkan tebakan mental, kata terapis Tracy Ross (Gambar Ilustrasi )

Kabar24.id - Kesejahteraan mental tidak hanya bergantung pada penerapan kebiasaan sehat, tetapi juga pada pengenalan dan meninggalkan pola pikir dan perilaku yang dapat melelahkan kita tanpa kita sadari.

Menurut beberapa ahli kesehatan mental, beberapa sikap sehari-hari dapat merusak suasana hati kita dan meningkatkan stres, bahkan memengaruhi hubungan kita dan cara kita menghadapi tantangan sehari-hari.

Berikut adalah enam kebiasaan yang disarankan terapis untuk Anda tinggalkan guna memperkuat kesehatan mental dan meningkatkan kualitas hidup Anda.

Baca Juga: Jin BTS, Lisa BLACKPINK, dan Kasus Pelecehan Mengkhawatirkan Lainnya di K-Pop

  1. Menghabiskan terlalu banyak waktu dalam pikiran Anda sendiri

Merenungkan masa lalu atau merencanakan masa depan merupakan hal yang wajar, namun bila kecenderungan ini menjadi kebiasaan, hal tersebut dapat merugikan.

Psikolog Elisabeth Morray menjelaskan bahwa menghabiskan terlalu banyak waktu mengenang kejadian masa lalu dapat menyebabkan depresi, sementara berfokus pada masa depan dapat memicu kecemasan.

Masalahnya adalah pikiran-pikiran ini dapat memengaruhi pengambilan keputusan secara negatif.

Baca Juga: Inilah Bahayanya Minum Air Lemon Setiap Hari

“Ketika pikiran terjebak di masa lalu, mudah untuk mengulang pola yang tidak produktif. "Dan ketika Anda berfokus pada masa depan, Anda mungkin membuat keputusan berdasarkan kejadian yang bahkan belum terjadi," terapis Rebecca Hendrix memperingatkan.

Alternatif yang sehat: Terapkan “defusi kognitif”, sebuah teknik yang membantu Anda menjauhkan diri dari pikiran negatif. Contohnya adalah mengubah gagasan seperti “Hidupku berantakan” menjadi “Aku pikir hidupku berantakan. Penyesuaian kecil ini memungkinkan dapat disadari bahwa pikiran tidak selalu mencerminkan kenyataan dan dapat dimodifikasi.

Baca Juga: KPK Terima Laporan Pemotongan Anggaran Makan Bergizi Gratis, Rp10.000 Jadi Rp8.000 

  1. Gunakan hukuman sebagai motivasi

Beberapa orang memaksakan batasan yang tidak sehat pada diri mereka sendiri agar dapat menyelesaikan tugas tertentu, seperti tidak makan sampai suatu proyek selesai atau menunda pergi ke kamar mandi sampai suatu tugas selesai.

Psikolog Lisette Sánchez memperingatkan bahwa perilaku ini memperkuat gagasan bahwa produktivitas harus dicapai dengan mengorbankan kesejahteraan pribadi.

Bahkan penggunaan hadiah sebagai insentif dapat menciptakan masalah, sebab hal itu memperkuat gagasan bahwa kenikmatan hanya diperoleh setelah usaha.

Halaman:

Tags

Terkini

Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Inses?

Rabu, 21 Mei 2025 | 19:35 WIB

dr Aisyah Dahlan: Bahasa Kasih Sayang Hadiah

Kamis, 10 April 2025 | 05:13 WIB