• Senin, 22 Desember 2025

6 Kebiasaan yang Disarankan Terapis untuk Dihentikan guna Meningkatkan Kesehatan Mental

.
- Sabtu, 8 Maret 2025 | 23:36 WIB
Kritik diri yang berlebihan melemahkan motivasi dan meningkatkan tebakan mental, kata terapis Tracy Ross (Gambar Ilustrasi )
Kritik diri yang berlebihan melemahkan motivasi dan meningkatkan tebakan mental, kata terapis Tracy Ross (Gambar Ilustrasi )

Alternatif yang sehat: Jadikan tugas itu sendiri lebih menyenangkan. Minum kopi sambil memeriksa email atau mendengarkan musik selama aktivitas yang membosankan dapat meningkatkan pengalaman dan mengurangi kebutuhan untuk memberikan hukuman atau hadiah pada diri sendiri.

Baca Juga: Didukung Presiden dan Diungkap Kejagung, Kasus Korupsi Pertamina Pertama Kali Dibongkar Oleh Sosok Ini 

  1. Terus-menerus membandingkan diri sendiri dengan orang lain

Perbandingan memang tidak dapat dihindari, tetapi jika menjadi kebiasaan, perbandingan dapat menimbulkan perasaan tidak mampu.

Psikolog Morray mengemukakan bahwa “media sosial mengintensifkan kecenderungan ini, karena kita cenderung membandingkan kehidupan pribadi kita dengan hal-hal penting milik orang lain. ”

Kebiasaan ini juga terjadi dalam kehidupan sehari-hari, di tempat kerja atau dalam hubungan pribadi, memengaruhi harga diri dan menimbulkan frustrasi.

Alternatif yang sehat: Lakukan perbandingan tanpa menghakimi. Daripada terjebak dalam lingkaran pikiran negatif, Anda dapat mengakui perbandingan tersebut dengan rasa ingin tahu.

“Aku membandingkan diriku dengan orang ini, bukankah itu menarik?” Disarankan juga untuk menghindari konten di media sosial yang memicu emosi negatif.

Baca Juga: Warganet Serukan Boikot Baim Wong Usai Paula Verhoeven Unggah Video Anaknya Menangis Ketakutan 

  1. Terus-menerus meremehkan dan mengkritik diri sendiri

Berbicara kepada diri sendiri dengan cara yang negatif atau meremehkan pencapaian Anda dapat melemahkan harga diri dan meningkatkan kecemasan.

Menurut terapis Tracy Ross, “Kata-kata seperti ‘seharusnya’ atau ‘akan’ dalam situasi yang tidak penting dapat berubah menjadi rasa malu terhadap diri sendiri.”

Baca Juga: iPhone Lipat Pertama Apple Siap Meluncur, Bawa Desain Futuristik dan Teknologi AI Canggih

Kritik diri yang berlebihan, bukannya memotivasi, sering kali menimbulkan kelumpuhan dan penundaan. Penelitian telah menunjukkan bahwa jenis pemikiran ini dikaitkan dengan rendahnya motivasi dan meningkatnya perenungan mental.

Alternatif yang sehat: Identifikasi suara kritis internal dan pisahkan dari identitas Anda sendiri. Frasa seperti “Kritikus batinku sedang berbicara” membantu Anda menjauhkan diri dari pikiran-pikiran ini.

Baca Juga: BNI Buka Layanan Penukaran Uang Lebaran, Ini Jadwal dan Cara Tukarnya

Selain itu, disarankan untuk memperlakukan diri sendiri dengan kebaikan yang sama seperti yang Anda berikan kepada teman dalam situasi serupa.

Halaman:

Editor: Nurul Sakinah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Inses?

Rabu, 21 Mei 2025 | 19:35 WIB

dr Aisyah Dahlan: Bahasa Kasih Sayang Hadiah

Kamis, 10 April 2025 | 05:13 WIB
X