Kabar24.id – Desa Kemiren di Kecamatan Glagah kembali meriah dengan gelaran Festival Ngopi Sepuluh Ewu, tradisi tahunan yang telah melekat di hati masyarakat Using sejak 2013.
Acara ini pertama kali digagas pada oleh karang taruna dengan modal awal gotong royong.
Baca Juga: Mayoritas Publik Dukung Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, 80 Persen Nilai Berjasa di Bidang Pangan
Hal itu dikatakan oleh Mohamad Arifin selaku Kepala Desa Kemiren saat memberikan sambutan di Acara Pembukaan Ngopi Sepuluh Ewu 2025 yang juga dihadiri oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Arifin, pada kesempatan itu menjelaskan pelaksanaan perdananya, festival tersebut dihadiri oleh Dahlan Iskan, Menteri BUMN kala itu pada tahu 2013.
Baca Juga: RS Yarsi Tangani 15 Korban Ledakan Bom Rakitan di SMAN 72 Jakarta, 13 Alami Gangguan Pendengaran
Kehadiran Dahlan Iskan memberi semangat tersendiri bagi masyarakat Desa Kemiren untuk mengangkat kopi lokal menjadi produk unggulan.
Festival ini kemudian berkembang menjadi simbol kebersamaan warga lewat filosofi “sak duluran sak cangkir”.
Maknanya, secangkir kopi menjadi pengikat persaudaraan dan semangat gotong royong masyarakat Using.
Kepala Desa Kemiren, Mohamad Arifin, menyebut kegiatan ini bukan sekadar pesta kopi.
Namun juga upaya nyata memperkuat identitas Desa Kemiren sebagai desa wisata budaya berskala nasional dan internasional.
Arifin menuturkan, sejak 2013 masyarakat mulai memperkenalkan proses nyangrai kopi manual yang menjadi daya tarik wisata tersendiri.
Dari kegiatan itu pula lahir merek lokal “Kopi Jaranggo” yang kini dikenal luas sebagai hasil karya warga Using.
Menurutnya, kopi tersebut bukan hanya komoditas ekonomi, tapi juga simbol kebangkitan desa.
Artikel Terkait
Ijen Golden Route Tawarkan Hidden Gem Mempesona di Kawasan kaki Gunung Ijen Banyuwangi
Satu Kuintal Kopi Robusta Disiapkan untuk Festival Ngopi Sepuluh Ewu 2025 di Banyuwangi
Falsafah Suguh, Gupuh, Lungguh Hidup di Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi