Kabar24.id - Wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada mantan Presiden Soeharto kembali memunculkan perdebatan publik.
Berdasarkan hasil survei Kedai Kopi, sebanyak 80,7 persen masyarakat menyatakan setuju dengan usulan tersebut.
Baca Juga: RS Yarsi Tangani 15 Korban Ledakan Bom Rakitan di SMAN 72 Jakarta, 13 Alami Gangguan Pendengaran
Namun sebagian lainnya menolak dengan alasan pelanggaran HAM dan praktik korupsi, kolusi, serta nepotisme pada masa pemerintahannya.
Analis Komunikasi Politik Hendri Satrio atau Hensat menyampaikan hasil survei itu dalam siaran langsung di akun YouTube miliknya, Sabtu 8 November 2025.
Baca Juga: Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia, Disalatkan di Masjid Asy Syarif
Menurut Hensat, tingkat dukungan publik terhadap Soeharto terbilang tinggi.
“Sebanyak 80,7 persen mendukung Soeharto menjadi pahlawan nasional, sementara yang tidak mendukung 15,7 persen dan yang tidak tahu 3,6 persen,” ujarnya.
Dukungan Publik karena Pembangunan dan Swasembada Pangan
Mayoritas masyarakat menilai keberhasilan pembangunan nasional menjadi alasan utama mendukung Soeharto.
Sebanyak 78 persen responden menilai keberhasilannya dalam mewujudkan swasembada pangan.
Sementara itu, 77,9 persen responden menganggap Soeharto sukses dalam pembangunan infrastruktur dan pemerataan ekonomi.
Selain itu, 63,2 persen menilai masa pemerintahannya menghadirkan sekolah dan sembako murah.
Sebanyak 59,1 persen menyebut era Orde Baru identik dengan stabilitas politik yang baik.
Artikel Terkait
Ledakan Misterius di SMAN 72 Jakarta, Pakar Ingatkan Efek Gawai dan Konten Berisiko bagi Anak
Mantan Ketua KPK Antasari Azhar Meninggal Dunia, Disalatkan di Masjid Asy Syarif
RS Yarsi Tangani 15 Korban Ledakan Bom Rakitan di SMAN 72 Jakarta, 13 Alami Gangguan Pendengaran