Dengan sekitar 1.100 kepala keluarga, jumlah cangkir di Desa Kemiren kini diperkirakan lebih dari 10 ribu buah.
Tradisi tersebut merefleksikan falsafah hidup masyarakat Osing yang dikenal dengan nilai suguh, gupuh, lungguh, yakni menyambut tamu dengan suguhan, keramahan, dan penghormatan.
“Kebiasaan menyuguhkan kopi ini adalah wujud dari jati diri warga Kemiren yang menjunjung tinggi nilai keramahan dan kebersamaan,” tambah Edy. ***
Untuk selalu memantau berita terbaru, ikuti terus Kabar24.id.
Artikel Terkait
Ijen Golden Route Tawarkan Hidden Gem Mempesona di Kawasan kaki Gunung Ijen Banyuwangi
Presiden Prabowo Minta Kereta Cepat Diperpanjang hingga Banyuwangi, Bupati Banyuwangi Ungkap Kabar Gembira bagi Daerah