Kabar24.id - Kudus, kota yang lekat dengan nilai-nilai spiritual dan kekayaan budaya, menyimpan jejak sejarah penting dalam proses Islamisasi di tanah Jawa.
Salah satu tokoh yang berperan besar adalah Kyai Telingsing, ulama kelahiran Tiongkok yang juga dikenal sebagai seniman ukir andal. Perjalanan hidupnya tidak hanya mengajarkan nilai agama, tetapi juga meninggalkan warisan budaya yang masih dihargai hingga kini.
Bernama asli The Ling Sing, ia datang dari Yunnan, Tiongkok Selatan, membawa misi dakwah sekaligus keahlian dalam seni ukir kayu.
Di Kudus, ia dikenal sebagai sahabat Sunan Kudus dan bersama-sama menyebarkan ajaran Islam. Ia mendirikan pesantren dan rumah ibadah di Desa Nganguk, lokasi yang kini dipercaya memiliki air keramat yang dapat digunakan untuk menguji kejujuran seseorang.
Baca Juga: Kekayaan Muhamad Fajrin Rasyid Direktur Digital Business PT Telkom Indonesia Mencapai Rp568 Miliar
Kyai Telingsing juga dikenang atas keterampilannya dalam seni ukir. Dari cerita rakyat yang melegenda, ia pernah diminta raja untuk membuat kendi, namun ia malah memecahkannya dan menorehkan kalimat tauhid di pecahannya. Peristiwa itu justru membuat sang raja takjub, dan keahliannya semakin dikenal luas.
Desa Sunggingan di Kudus diyakini dinamai dari kemampuannya tersebut, karena kata “sungging” dalam bahasa Jawa berarti seniman ukir. Seni ukir yang dibawa oleh Kyai Telingsing diyakini turut mempengaruhi perkembangan ukiran Jepara.
Kini, makam Kyai Telingsing yang terletak di Sunggingan menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi peziarah dari berbagai daerah.
Mereka datang dengan beragam niat, dari sekadar berdoa, mencari ketenangan, hingga berharap mendapat petunjuk dalam hidup.
Meski telah berpulang ratusan tahun silam, nama Kyai Telingsing tetap harum. Ia dikenang sebagai tokoh yang menyatukan ajaran agama, seni, dan nilai-nilai budaya dalam kehidupan masyarakat Kudus.**