• Senin, 22 Desember 2025

Mengungkap Keunikan Hewan Undur-Undur: Sang Pemburu Pasir yang Misterius

.
- Sabtu, 10 Mei 2025 | 21:34 WIB

Kabar24.id - Hewan undur-undur mungkin sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Bentuk tubuhnya yang kecil dan cara jalannya yang mundur membuatnya mudah dikenali. Namun, di balik gerakan unik itu, ternyata undur-undur menyimpan banyak fakta menarik dan cerita unik yang patut diketahui.

Undur-undur merupakan nama umum bagi larva serangga dari famili Myrmeleontidae. Di tahap dewasa, hewan ini akan berubah menjadi serangga bersayap menyerupai capung. Namun yang paling dikenal oleh masyarakat justru fase larvanya yang tinggal di pasir dan berjalan mundur.

Nama "undur-undur" berasal dari gerakan khasnya saat berjalan mundur di permukaan tanah berpasir. Gerakannya tersebut bukan tanpa alasan. Dengan berjalan mundur, undur-undur dapat menggali perangkap berbentuk corong di pasir untuk menjebak mangsa, seperti semut dan serangga kecil lainnya.

Baca Juga: Serial Viral Malaysia 'Bidaah' Siap Mengguncang Layar Kaca Indonesia di Trans TV Juni 2025

Secara alami, undur-undur adalah predator yang sabar. Ia akan menunggu mangsa terperosok ke dalam lubang jebakannya. Ketika mangsa jatuh dan berusaha memanjat keluar, undur-undur akan menembakkan pasir ke atas untuk menjatuhkan kembali mangsanya sebelum kemudian menggigit dan mengisap cairan tubuhnya.

Hewan ini biasanya ditemukan di tanah yang gembur dan kering, seperti di bawah rumah panggung, di sela-sela bebatuan, atau bahkan di pinggir jalan yang berdebu. Mereka menyukai tempat yang teduh dan jarang diganggu manusia atau hewan besar.

Dalam banyak budaya lokal, undur-undur dipercaya memiliki kekuatan mistis. Ada kepercayaan bahwa jika seseorang ingin rejekinya datang, ia harus memelihara undur-undur, karena gerakannya yang mundur akan membuat keberuntungan “datang mendekat.” Meskipun tidak terbukti secara ilmiah, mitos ini masih hidup di banyak daerah di Indonesia.

Baca Juga: Tragis! Pria di Kalibaru Banyuwangi Bakar Rumah Orang Tuanya Diduga karena Gangguan Jiwa

Salah satu cerita menarik datang dari seorang anak kecil bernama Rama di desa pegunungan Jawa Tengah. Ia kerap menghabiskan waktu sore untuk mencari undur-undur bersama teman-temannya. Bagi Rama, menemukan undur-undur bukan hanya permainan, tapi juga ajang adu ketangkasan. "Yang bisa dapat paling banyak, dia yang paling beruntung hari itu," katanya sambil tertawa.

Namun, seiring waktu, Rama mulai penasaran dengan kehidupan si undur-undur. Ia mulai mengamati bagaimana hewan itu menggali pasir, bagaimana ia menunggu mangsa, dan bagaimana akhirnya ia tumbuh menjadi serangga bersayap.

Dari rasa ingin tahu itulah, Rama tumbuh menjadi pecinta serangga dan bercita-cita menjadi entomolog — ilmuwan yang mempelajari serangga.

Cerita sederhana tentang Rama menunjukkan bahwa hewan kecil seperti undur-undur pun bisa menjadi inspirasi dan pembelajaran hidup. Tak hanya menyuguhkan fakta ilmiah, undur-undur juga menyimpan nilai edukatif yang kuat jika kita mau mengamatinya lebih dekat.

Baca Juga: Satbinmas Polresta Banyuwangi Gelar Pembinaan untuk 750 Pelajar SMK, Menanamkan Disiplin dan Cinta Tanah Air Sejak Dini

Kini, dengan ancaman perubahan lingkungan, populasi undur-undur bisa saja terganggu. Maka penting bagi kita untuk menjaga lingkungan alami tempat mereka hidup, terutama area berpasir dan kering yang menjadi habitat favorit mereka.

Halaman:

Editor: Nurul Sakinah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Opini: Potensi Besar Gen Z Memimpin Perubahan Sistemik

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:04 WIB
X