Kabar24.id - Banyuwangi bukan sekadar tempat untuk menikmati keindahan alam seperti Pantai Pulau Merah atau Kawah Ijen. Kota ini juga memiliki pesona tersembunyi berupa peninggalan sejarah dan budaya yang bisa ditemukan melalui kunjungan ke museum-museumnya. Wisata museum adalah cara menyenangkan sekaligus mendalam untuk menyelami identitas lokal suatu daerah, termasuk Banyuwangi.
Museum di Banyuwangi menyimpan banyak kisah yang menggambarkan peradaban masa lampau dan potensi sumber daya alam yang luar biasa. Dengan menyusuri ruang-ruang pameran yang tertata apik, pengunjung akan diajak menjelajah masa lalu dengan cara yang menarik, edukatif, dan inspiratif.
Museum Blambangan merupakan museum legendaris di Banyuwangi yang telah berdiri sejak 1977. Berlokasi di pusat kota, museum ini menjadi tempat penyimpanan ribuan benda bersejarah dari masa kerajaan hingga masa kolonial. Koleksinya terdiri dari arca, mata uang kuno, senjata tradisional, dan pakaian adat khas Osing.
Baca Juga: Kinerja Unggul, Banyuwangi Dinobatkan sebagai Kabupaten Berprestasi oleh Kemendagri
Daya tarik utama dari Museum Blambangan terletak pada peninggalan Kerajaan Blambangan, kerajaan terakhir di tanah Jawa sebelum akhirnya runtuh akibat ekspansi kolonial Belanda. Pengunjung bisa melihat langsung artefak dari masa kejayaan kerajaan ini, termasuk prasasti batu dan simbol kekuasaan kerajaan.
Selain itu, Banyuwangi juga memiliki Pusat Informasi Geologi Geopark Ijen atau PIGGI yang menjadi jendela pengetahuan tentang geologi dan keunikan Kawah Ijen.
Kawasan ini dikenal memiliki karakteristik vulkanik yang khas dengan fenomena blue fire yang sangat langka di dunia. PIGGI hadir sebagai wadah edukasi yang menjelaskan proses alam yang terjadi di sana secara visual dan ilmiah.
PIGGI juga menampilkan model gunung berapi mini, sampel batuan, serta data morfologi dari ratusan tahun yang lalu. Pengunjung dari kalangan pelajar hingga peneliti sering datang untuk menggali informasi mengenai dinamika geologi dan budaya di sekitar Geopark Ijen.
Museum Omahseum adalah permata tersembunyi di Banyuwangi yang menyajikan suasana berbeda. Terletak di kawasan Glagah, Omahseum menampilkan ratusan koleksi pribadi dari berbagai era sejarah Blambangan. Didirikan oleh seorang kolektor budaya, museum ini menjadi saksi semangat pelestarian nilai-nilai tradisional masyarakat Osing.
Baca Juga: I Made Cahyana Negara Ketua DPRD Banyuwangi Punya Kekayaan Mencapai Rp1,7 Miliar
Dengan gaya rumah tempo dulu yang otentik, Omahseum menghadirkan suasana intim dan hangat. Koleksi yang ditampilkan mulai dari kerajinan tangan, alat musik etnik, hingga surat-surat peninggalan zaman Hindia Belanda. Tidak sedikit pengunjung yang menganggap museum ini sebagai pusat studi budaya Osing.
Kemudian ada Geopark Information Center (GIC) Banyuwangi yang diresmikan pada tahun 2018. Museum ini dirancang modern dengan ruang-ruang pameran yang interaktif. GIC menyajikan informasi mengenai struktur bumi Banyuwangi, klasifikasi bebatuan, hingga peta digital keanekaragaman hayati di kawasan Ijen.
Menariknya, GIC tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan informasi, tetapi juga sebagai tempat belajar langsung bagi masyarakat. Program-program edukatif seperti pelatihan konservasi alam, kunjungan pelajar, dan workshop ilmiah rutin diadakan di sini.
Keempat museum tersebut memperlihatkan bagaimana Banyuwangi berupaya memadukan antara pelestarian budaya dan edukasi publik. Wisata museum tidak hanya memperkaya wawasan, tetapi juga menjadi kontribusi nyata untuk mempertahankan warisan daerah agar tidak hilang ditelan zaman.
Artikel Terkait
Pentingnya Belajar Data di Era Digital: 3 Skill Wajib untuk Berkembang di Dunia Kerja
Kondisi Mental Paula Verhoeven Memburuk
I Made Cahyana Negara Ketua DPRD Banyuwangi Punya Kekayaan Mencapai Rp1,7 Miliar
Kinerja Unggul, Banyuwangi Dinobatkan sebagai Kabupaten Berprestasi oleh Kemendagri