Kabar24.id - Industri penambangan kripto kembali goyang akibat tekanan biaya yang semakin berat. Pada pekan pertama April 2025, penambang Bitcoin melepas sebanyak 15.000 BTC yang jika dikonversi bernilai lebih dari satu miliar dolar AS.
Penjualan ini bukan strategi biasa, melainkan upaya bertahan di tengah tekanan finansial yang kian mencekik.
Fenomena ini dipicu oleh berbagai masalah struktural yang melanda dunia penambangan aset digital. Harga Bitcoin yang berayun naik turun membuat pendapatan para penambang tidak stabil.
Baca Juga: Microsoft Kucurkan Rp27 Triliun untuk Cloud dan AI, Indonesia Bersiap Jadi Pemimpin Digital ASEAN
Di sisi lain, biaya operasional meningkat karena tingginya tingkat hash dan rendahnya biaya transaksi, sehingga menggerus margin keuntungan.
Selain itu, semakin ketatnya kompetisi dalam jaringan penambangan turut memperburuk keadaan.
Banyak penambang tidak punya pilihan selain menjual cadangan aset digital mereka untuk menutupi biaya operasional, pembelian perangkat keras, dan kebutuhan lainnya.
Walaupun nilai Bitcoin saat ini relatif tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya, kondisi bisnis penambangan masih belum pulih sepenuhnya.
Pemain di sektor ini harus terus berinovasi dan beradaptasi jika ingin tetap eksis, terlebih di tengah dinamika kebijakan dan volatilitas harga pasar global.**
Artikel Terkait
Alasan Pemerintah Dorong Penggunaan eSIM, Bukan Sekadar Ganti Kartu SIM
Paula Verhoeven Menangis Usai Putusan Cerai, Ungkap Alasan Seret Hakim ke Komisi Yudisial
Tragedi Tersembunyi di Balik Tirai Sirkus: Kisah Nyata Eks Anggota Mengaku Dijejali Kotoran dan Dipaksa Tampil Saat Hamil
Microsoft Kucurkan Rp27 Triliun untuk Cloud dan AI, Indonesia Bersiap Jadi Pemimpin Digital ASEAN