• Senin, 22 Desember 2025

Film No Other Land Menang Oscar, Soroti Realitas Pahit Palestina dan Kebiadaban Zionis

.
- Senin, 3 Maret 2025 | 14:45 WIB
Penggusuran oleh tentara zionis barat terhadap Warga Palestina. (no other land youtube)
Penggusuran oleh tentara zionis barat terhadap Warga Palestina. (no other land youtube)

Kabar24.id - Film yang berjudul "No Other Land" ini merupakan film dokumenter berhasil memenangkan penghargaan Oscar 2025.

Film ini sangat menarik karena menampilkan realitas di Palestina yang mempertahankan diri dari gempuran pasukan zionis.

Baca Juga: Insiden 2 Pendaki Carstensz yang Tewas, Fiersa Besari Ungkap Soal Medan Tebing Curam di Puncak Tertinggi Indonesia Itu

Film tersebut merupakan sebuah film dokumenter hasil kolaborasi sineas, aktivis, dan jurnalis asal Palestina dan Israel yang tinggal di Yerusalem dan beberapa kota di Tepi Barat.

Mereka adalah Basel Adra, Hamdan Ballal, Yuval Abraham, Rachel Szor yang tinggal di lokasi berdekatan, tetapi nasibnya beda drastis.

Baca Juga: Oscar 2025: Kejutan, Sejarah Baru, dan Daftar Lengkap Pemenang

Mereka sudah berkecimpung lama di jalur aktivisme, mereka memberanikan diri untuk mengabadikan perjuangan mereka lewat karya sinematik.

Film yang Berformat dokumenter, No Other Land berisi dokumentasi kezaliman tentara zionis Israel di Tepi Barat.

Baca Juga: Banyuwangi Larang Operasional Karaoke dan Hiburan Malam Selama Ramadan 2025

No Other Land pertama kali tayang pada ajang Berlin International Film Festival (Berlinale) 2024 dan berhasil merebut gelar Film Dokumenter Terbaik berdasar penilaian juri serta penonton.

Isinya dokumentasi penggusuran paksa dan persekusi warga Palestina di Tepi Barat yang dikumpulkan Basel Adra, seorang pemuda Palestina, dan beberapa tetangganya selama kurang lebih 20 tahun.

Baca Juga: Banyuwangi Larang Operasional Karaoke dan Hiburan Malam Selama Ramadan 2025

Namun, film ini juga memotret pertemanan yang terjalin antara Adra dan Yuval Abraham, seorang jurnalis asal Israel yang setia mengikuti perjuangan warga Palestina untuk menuntut keadilan.

Isu apartheid juga jadi sorotan. Abraham yang merupakan seorang Yahudi berkewarganegaraan Israel bisa menikmati berbagai kebebasan dan privilese. Ini bertolakbelakang dengan Adra dan keluarganya yang beretnik Arab Palestina. Mereka harus menghadapi pembatasan dan perlakuan tak manusiawi dari tentara zionis Israel yang menduduki Tepi Barat sejak ia masih kanak-kanak.

Halaman:

Editor: Anton Chanif M

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Opini: Potensi Besar Gen Z Memimpin Perubahan Sistemik

Selasa, 16 Desember 2025 | 08:04 WIB
X