Ira menafsirkan bahwa rasa sakit yang ia lalui adalah proses untuk membuat dirinya menjadi pribadi yang lebih murni.
Ia juga menceritakan momen saat pertama kali ditempatkan di ruang isolasi.
Ruang tersebut berukuran sekitar 3x3 meter tanpa jendela dan ia harus berada di sana tanpa teman selama tiga hari.
Dalam kondisi itu, Ira merasa tidak punya tempat untuk bergantung selain kepada Tuhan.
Pada masa isolasi itu, ia membaca Surat Ad-Duha yang membuatnya tersentuh.
Ia merasa Tuhan mengingatkannya bahwa dirinya tidak pernah ditinggalkan sejak kecil hingga dewasa.
Ira mengisahkan bahwa ia adalah anak yatim sejak usia tujuh tahun dan mengalami masa kecil yang penuh keterbatasan.
Kenangan itu membuatnya teringat kembali pada betapa besar pertolongan yang pernah diterimanya selama hidup.
Momen tersebut menjadi titik balik dalam perjalanan spiritualnya.
Ira mengatakan bahwa ujian terberat manusia adalah terus berharap ketika hasil tidak kunjung datang.
Rehabilitasi dari Presiden Prabowo ia maknai sebagai cara Tuhan memberikan jalan keluar untuknya.
Ia menyebut bahwa semua proses hukumnya diputar ulang seolah dirinya tidak pernah melakukan kesalahan yang dituduhkan.
Menurutnya, ketika Tuhan berkehendak, hidup seseorang bisa berubah dalam satu momen.
Ira menutup ceritanya dengan mengatakan bahwa pengalaman ini menjadi pelajaran penting untuk kehidupannya ke depan. ***
Pantau terus www.Kabar24.id untuk mendapat info terbaru.