Yayasan nirlaba tersebut telah aktif kembali sejak 2023 dan berfokus pada bidang sastra, seni, hak asasi manusia, serta spiritualitas.
Melalui yayasan itu, Denny JA berupaya memadukan intelektualitas dengan kepedulian sosial, membangkitkan semangat berbagi di tengah masyarakat yang semakin individualistis.
Denny JA merupakan lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia pada 1989 dan meraih gelar Master of Public Administration dari University of Pittsburgh pada 1994.
Ia juga memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang Comparative Politics and Business dari Ohio University, Amerika Serikat, pada 2001.
Nama Denny JA dikenal luas setelah mendirikan Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA), yang menjadi pelopor survei politik modern di Tanah Air.
Sebagai konsultan politik, Denny JA tercatat mendampingi kemenangan lima Presiden RI berturut-turut, prestasi yang jarang terjadi di dunia politik internasional.
Selain di bidang politik, ia juga dikenal sebagai penggagas genre sastra “puisi esai” yang memadukan fakta sosial dengan ekspresi batin manusia.
Genre ini telah berkembang hingga tingkat regional melalui Festival Puisi Esai ASEAN yang mendapat dukungan dari Pemerintah Sabah, Malaysia.
Denny JA juga menerima sejumlah penghargaan internasional, di antaranya BRICS Literature Award 2025, ASEAN Literature Award 2020, dan nominasi Nobel Sastra 2024.
Sebagai Presiden Komisaris PHE, ia kini mengawal visi Roadmap Menuju 1 Juta Barrel per Day 2029, dengan fokus pada efisiensi bisnis, inovasi teknologi, dan tanggung jawab lingkungan.
“Energi bukan hanya tentang sumber daya alam, tetapi juga sumber daya moral, bagaimana kemakmuran dapat berjalan seiring dengan keberlanjutan,” ujarnya.
Perjalanan hidupnya dari aktivis sederhana hingga tokoh nasional menjadi simbol bahwa integritas dan kerja keras dapat membawa perubahan besar.
Publikasi LHKPN oleh KPK dan keterbukaan Denny JA menegaskan bahwa transparansi dan integritas dapat berjalan beriringan dengan prestasi. ***
Untuk selalu memantau berita terbaru, ikuti terus Kabar24.id.