news

Pertemuan Donald Trump dan Xi Jinping di Korsel, Isyarat Akhir Perang Dagang AS-China?

Kamis, 30 Oktober 2025 | 16:14 WIB
Menyoroti pertemuan Presiden AS, Donald Trump dan Presiden China, Xi Jinping di tengah situasi perang tarif dagang. (Instagram.com / @realdonaldtrump - @xi_jinping_)

Xi juga menyatakan kesediaannya untuk bekerja sama dengan Trump demi memperkuat fondasi hubungan Tiongkok-AS.

Pernyataan Xi menjadi sinyal bahwa Beijing tidak menutup pintu bagi negosiasi lanjutan.

Selama beberapa bulan terakhir, hubungan dagang AS–China terus memburuk akibat aksi saling balas tarif.

Sanksi yang diberlakukan keduanya telah menghantam sektor teknologi, logam tanah jarang, hingga transportasi laut.

Kementerian Transportasi China baru-baru ini menetapkan biaya pelabuhan baru bagi kapal berbendera AS hingga 1.120 yuan per tonase bersih pada 2028.

Sebagai balasan, Trump menaikkan tarif impor barang asal China hingga 100 persen dan membatasi ekspor perangkat lunak penting.

Aksi saling balas ini menimbulkan efek domino pada rantai pasok global, termasuk ke Indonesia.

Indonesia dinilai masih bergantung pada stabilitas ekspor bahan mentah dan produk manufaktur ke pasar internasional.

Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, menilai perang tarif mencerminkan ketidakkonsistenan kebijakan global.

Menurutnya, tantangan utama bukan hanya soal tarif, tetapi bagaimana menjaga stabilitas ekonomi di tengah dinamika kebijakan dunia.

“Yang lebih bahaya justru ketidakkonsistenan kebijakan yang terus berulang,” ujar Anindya dalam forum IISF di Jakarta, 11 Oktober 2025.

Ia menilai kondisi ini menjadi momentum bagi Indonesia untuk memperluas pasar ke kawasan Eropa.

Eropa dianggap memiliki kebijakan yang lebih konsisten dengan ukuran pasar yang besar mencapai 21 triliun dolar AS.

“Karena market size-nya besar dan kebijakan mereka lebih stabil, itu menjadi peluang bagi kita,” tambahnya. ***

Untuk selalu memantau berita terbaru, ikuti terus Kabar24.id.

Halaman:

Tags

Terkini