news

UPA TIK Universitas Jember Bongkar Sindikat Joki Digital Ujian Bahasa, Bertarif Rp50 ribu - Rp200 ribu

Jumat, 17 Oktober 2025 | 15:55 WIB
Tim UPA TIK melakukan investigasi kepada terduga pelaku. (Foto : Humas Universitas Jember)

Dari pengalaman itu, UPA TIK terus memperkuat sistem keamanan digitalnya melalui pemantauan jaringan dan peningkatan deteksi dini terhadap aktivitas tidak wajar.

Menurut Prof. Bayu, penguatan sistem cyber menjadi prioritas agar tidak ada celah bagi pelaku kejahatan digital di lingkungan akademik.

Ia juga menyoroti pentingnya kesadaran digital di kalangan mahasiswa yang kerap lalai menjaga keamanan data pribadinya.

“Banyak kasus kebocoran data justru bermula dari penggunaan aplikasi ilegal, tautan tidak aman, dan aktivitas daring yang sembrono,” katanya.

Salah satu mahasiswa yang menjadi pengguna jasa joki mengaku tergoda karena sistem pembayaran dilakukan setelah hasil ujian dinyatakan lulus.

Tarif jasa joki, menurut pengakuannya, berkisar antara lima puluh ribu hingga dua ratus ribu rupiah per ujian.

Kasus ini menjadi pelajaran penting bagi dunia akademik bahwa teknologi bukan hanya alat bantu, tetapi juga medan baru yang perlu dijaga dari potensi penyalahgunaan.

Universitas Jember menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat sistem keamanan siber dan menjaga kepercayaan publik terhadap proses akademik yang adil dan transparan.

Dengan langkah cepat dan koordinasi lintas unit, kampus ini kembali membuktikan kesiapan menghadapi tantangan kejahatan digital di dunia pendidikan tinggi.

Ke depan, UPA TIK Universitas Jember berjanji akan meningkatkan lapisan perlindungan sistem dan melakukan edukasi literasi digital kepada seluruh sivitas akademika.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa integritas akademik tidak hanya soal nilai, tetapi juga tentang tanggung jawab moral di era digital. ***

Halaman:

Tags

Terkini