news

Jejak Tambang Nikel Pulau Gag: Dari Era Belanda 1920 hingga Kontroversi Lingkungan 2025

Senin, 9 Juni 2025 | 05:35 WIB
Jejak Tambang Nikel Pulau Gag: Dari Era Belanda 1920 hingga Kontroversi Lingkungan 2025. (foto: Istimewa)

Lahan terbuka untuk eksplorasi aktif disebut mencapai 187 hektare hingga 2025 menurut Kementerian Lingkungan Hidup.

Baca Juga: Seblang Bakungan 2025: Ritualitas Sakral di Tengah Budaya Banyuwangi yang Melegenda

Letak Pulau Gag

Pulau Gag sendiri merupakan bagian dari Kabupaten Raja Ampat di Provinsi Papua Barat Daya.

Secara geografis, pulau ini terletak sekitar 160 km barat laut Kota Sorong, terpisah dari objek wisata ikonik Piaynemo.

Baca Juga: Ini Klarifikasi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Soal Lokasi Tambang Nikel di Raja Ampat

Pulau Gag memiliki luas 6.500 hektare dengan topografi berbukit dan puncak tertinggi di Gunung Susu setinggi 350 mdpl.

Pulau ini memiliki ekosistem laut kaya seperti terumbu karang, mangrove, ikan karang, hingga lobster dan udang.

Nama Gag diambil dari banyaknya teripang di perairan sekitar pulau pada masa awal pemukiman leluhur.

Baca Juga: Ini Klarifikasi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Soal Lokasi Tambang Nikel di Raja Ampat

Saat ini, warga Pulau Gag menggantungkan hidup dari laut, berkebun, menokok sagu, dan produksi kopra dari kelapa.

Laut sekitar Pulau Gag menghasilkan ikan tuna, samandar, teri, hingga hiu dan lobster yang dijual ke pengepul dari Sorong.

Baca Juga: Ketua MUI Bertemu Menteri Haji Arab Saudi, Tanyakan Langsung Permasalahan Visa Furoda yang Tak Terbit

Kebun masyarakat terletak di lembah subur, jauh dari permukiman, dan ditanami sayuran hingga rempah.

Meski termasuk daerah pertambangan, Pulau Gag masih mempertahankan keindahan alamnya dan menjadi bagian dari ekosistem Raja Ampat.

Baca Juga: Ini Klarifikasi Menteri ESDM Bahlil Lahadalia Soal Lokasi Tambang Nikel di Raja Ampat

Halaman:

Tags

Terkini