news

Misteri Kematian Sapi Kurban Presiden Prabowo di Polewali Mandar, Dugaan Tertuju pada Racun

Kamis, 15 Mei 2025 | 23:38 WIB

Kabar24.id - Kabar duka datang dari Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, saat seekor sapi kurban milik Presiden Prabowo Subianto ditemukan mati mendadak di kandangnya. Hewan tersebut sebelumnya disiapkan untuk pelaksanaan pemotongan kurban pada momen Idul Adha.

Sapi besar jenis Simental dengan berat lebih dari satu ton itu awalnya tampak sehat dan tidak menunjukkan gejala apapun. Kejadian mendadak ini terjadi pada Kamis pagi (15/5/2025) di Desa Kebun Sari.

Menurut pernyataan Dedi Irawan, pemilik ternak, tidak ada indikasi penyakit sebelumnya. Bahkan, pagi hari itu ia sempat merawat dan memandikan sapi tersebut.

"Saya lihat masih segar dan aktif. Tapi tak lama kemudian ia mendadak ambruk dan kejang. Takut mati sia-sia, saya potong langsung di kandang," ujar Dedi.

Baca Juga: Sinergi Polresta Banyuwangi dan Warga: Budidaya Jamur Tiram untuk Ketahanan Pangan

Proses penyembelihan darurat itu menyelamatkan kualitas daging sapi dari status bangkai. Dagingnya masih bisa digunakan sebagaimana mestinya.

Sapi ini dibeli oleh Sekretariat Presiden dengan harga Rp125 juta, dan telah disiapkan untuk dikirim ke Mamuju sebagai hewan kurban Presiden. Tujuannya, untuk dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk perhatian dan kepedulian dari kepala negara.

Namun, rencana tersebut terganjal oleh kematian mendadak yang belum diketahui penyebab pastinya. Sontak, kejadian ini menarik perhatian publik dan memunculkan berbagai spekulasi.

Baca Juga: Banyuwangi Terapkan Jalur Khusus untuk Hafidz Al-Qur'an Masuk SMP Negeri

Petugas dari Dinas Peternakan Kabupaten Polewali Mandar langsung diterjunkan untuk melakukan investigasi awal. Dugaan sementara mengarah pada kemungkinan keracunan, baik melalui makanan atau faktor lingkungan lain.

Isnaniah Bagenda, dokter hewan dari Puskeswan Mapilli, mengungkapkan bahwa dari pemeriksaan awal, organ dalam sapi mengalami pembengkakan dan perubahan warna yang mencolok.

"Tidak ada tanda keracunan yang kasat mata seperti busa atau pendarahan, tapi hati dan limpanya membesar dan kehitaman. Kami sedang menunggu hasil uji laboratorium dari BBV Maros untuk kepastian," jelas Isnaniah.

Baca Juga: Sentuhan Edukatif Kapolresta Banyuwangi, Anak-Anak TK Diajak Kenal Polisi Lewat Kegiatan Ceria

Sementara itu, para peternak di wilayah tersebut diingatkan untuk lebih berhati-hati dalam pemberian pakan serta menjaga kebersihan lingkungan kandang.

Halaman:

Tags

Terkini