news

Indonesia Alami Deflasi Tahunan untuk Pertama Kalinya dalam 25 Tahun, Ini Penjelasan Ekonom dan BPS

Jumat, 7 Maret 2025 | 14:57 WIB

Kabar24.id - Indonesia kembali mencatatkan deflasi tahunan pada Februari 2025, sesuatu yang terakhir kali terjadi pada Maret 2000, saat negara masih dalam tahap pemulihan dari krisis ekonomi 1998.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi tahunan tercatat sebesar 0,09 persen, sementara secara bulanan mencapai 0,48 persen. Hal ini cukup mengejutkan karena periode menjelang Ramadan biasanya ditandai dengan kenaikan harga akibat meningkatnya permintaan masyarakat.

Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, menyebut bahwa deflasi pada Maret 2000 terjadi akibat penurunan harga bahan makanan, dan tren serupa kembali terjadi saat ini.

Baca Juga: UI Tak Jadi Batalkan Disertasi Bahlil, tapi Berikan Pembinaan

“Menurut catatan BPS, deflasi pernah terjadi pada Maret 2000 sebesar 1,10 persen, didominasi oleh kelompok bahan makanan,” ujar Amalia dalam konferensi pers, Senin (3/3/2025).

Namun, ia menegaskan bahwa deflasi tahun ini bukan disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat, melainkan lebih karena faktor kebijakan pemerintah.

Salah satu penyebab utama adalah diskon tarif listrik sebesar 50 persen yang diberlakukan pemerintah pada Januari dan Februari 2025.

Baca Juga: Baginda Travel Diduga Menipu Puluhan Jemaah Umrah di Jember, Kerugian Capai Rp 1 Miliar

“Ini bukan karena penurunan daya beli, tetapi karena pengaruh dari diskon tarif listrik 50 persen yang berdampak pada deflasi dalam dua bulan berturut-turut,” jelasnya.

Selain itu, penurunan harga bahan makanan seperti beras, tomat, dan cabai juga turut menyumbang turunnya angka inflasi.

Ekonom dari CORE Indonesia, Yusuf Rendy, juga sependapat bahwa kebijakan diskon listrik berperan besar dalam menekan inflasi. Namun, ia menilai daya beli masyarakat masih terjaga karena inflasi inti tetap positif di angka 0,25 persen.

Baca Juga: Meski Tak Akur, Begini Respon Dokter Richard Lee Setelah Nikita Mirzani Ditahan: Sebenarnya Pengin Ngunjungin

"Masih ada permintaan terhadap barang dan jasa tertentu, seperti emas perhiasan, kopi bubuk, dan mobil," ungkapnya.

Di sisi lain, peneliti dari Next Policy, Shofie Azzahrah, menilai bahwa tren deflasi ini sebenarnya sudah mulai terlihat sejak pertengahan 2024, ketika Indonesia mengalami deflasi selama lima bulan berturut-turut dari Mei hingga September.

Halaman:

Tags

Terkini