Kabar24.id - Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan salah satu program prioritas dari Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming. Meski didengungkan gratis, tetapi nyatanya program itu tak gratis. Diperlukan Rp25 triliun untuk percepatan dan pemerataan.
Program ini sudah dimulai sejak 6 Januari 2025 dan di bawah naungan dari Badan Gizi Nasional.
Terbaru, Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana mengungkapkan anggaran yang dibutuhkan MBG jika pemerataan untuk penerima manfaat dipercepat.
Badan Gizi Nasional Butuh Rp25 Triliun Tiap Bulan
Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana memberi respon atas pernyataan Prabowo mengenai percepatan program Makan Bergizi Gratis.
Baca Juga: Yakin Rivalnya akan Jadi Tersangka, Hotman Paris Justru Seret Nama Baru yang Diduga Terlibat Kasus
Dadan, menyebut angka Rp25 triliun sebagai anggaran yang diperlukan oleh BGN jika pemerataan MBG bagi penerima manfaat ingin dipercepat.
“Saya sudah jelaskan, kalau percepatan itu harus dilakukan maka BGN butuh untuk 2025, butuh Rp25 triliun per bulan untuk makan bergizi,” ujar Dadan kepada media di Kantor Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Jakarta, pada Senin, 17 Februari 2025.
Dadan mengatakan jika anggaran awal yaitu Rp71 triliun adalah dana untuk target 15 sampai 17,5 juta penerima manfaat hingga akhir tahun.
“Pak Presiden kan minta percepatan, minta percepatan artinya 82,9 juta sudah harus menerima manfaat di akhir tahun,” imbuhnya.
Baca Juga: Ronaldo Bakal ke NTT, Pernah Galang Dana Tsunami Aceh hingga Jadi Duta Mangrove di Bali
Artikel Terkait
Dampak USAID Ditutup Trump, Pemerintah Kanada Siap untuk Menjadi Mitra
Ronaldo Bakal ke NTT, Pernah Galang Dana Tsunami Aceh hingga Jadi Duta Mangrove di Bali
Heboh, Billy Syahputra Sebut Pelaku Pencurian Uang Tabungan Mendiang Olga saat Dimintai Tolong ke ATM: Perlahan Dikuras Setiap Hari
Yakin Rivalnya akan Jadi Tersangka, Hotman Paris Justru Seret Nama Baru yang Diduga Terlibat Kasus
Respon Prabowo Soal Indonesia Gelap, Tepis Isu Pencabutan Beasiswa hingga Mensesneg Imbau Mahasiswa Jangan Serukan Narasi Tak Benar