Kabar24.id - Banjir bandang menerjang Gampong Meunasah Raya pada dini hari di Meurah Dua, Pidie Jaya, Aceh, dan mengubur lebih dari 200 rumah pada Selasa dini hari.
Hujan turun sejak pagi hingga malam tanpa jeda. Langit tampak gelap sepanjang hari akibat curah hujan tinggi.
Warga awalnya mengira hujan itu hanya cuaca biasa. Anak-anak masih pulang sekolah dan mengaji seperti hari-hari sebelumnya.
Genangan kecil muncul di jalanan seperti musim penghujan biasanya. Menjelang Magrib, suara sungai berubah menjadi lebih berat.
Gemericik air berganti dengan gemuruh yang terdengar dari kejauhan.
Kabar dari hulu menyebutkan hujan turun lebih deras lagi. Ketika malam tiba, rasa cemas mulai dirasakan warga kampung.
Banyak warga mengira banjir hanya akan meluap seperti tahun-tahun lalu.
Pada sepertiga malam menjelang Subuh, suara besar mulai terdengar. Arus air deras datang menderu dan menghantam permukiman.
Air bercampur lumpur membawa kayu gelondongan besar dan batang pohon.
Atap rumah warga tampak hanyut terbawa arus deras.
Banjir bandang menyapu jalan utama dan merobohkan pagar-pagar rumah.
Warga berteriak memanggil keluarga mereka dalam gelap gulita.
Listrik padam dan hanya kilat yang menyinari keadaan sesekali.
Artikel Terkait
Warga Probolinggo yang Terdampak Banjir Bandang Mendapat Bantuan
Tragedi Banjir Bandang Agam: 74 Tewas, 2.500 Mengungsi, 78 Hilang
Banjir Bandang di Sumatera Tanggung Jawab Siapa?
IFG Gandeng BNPB Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir Bandang dan Tanah Longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar