• Minggu, 21 Desember 2025

WALHI Sebut Tujuh Perusahaan Diduga Picu Bencana Ekologis Terburuk di Tapanuli

.
- Senin, 1 Desember 2025 | 16:41 WIB
Aliran sungai yang pindah usai diterjang banjir. Kerusakan hutan Batang Toru diduga picu bencana ekologis Tapanuli. (Foto: Istimewa)
Aliran sungai yang pindah usai diterjang banjir. Kerusakan hutan Batang Toru diduga picu bencana ekologis Tapanuli. (Foto: Istimewa)

 

Kabar24.id - WALHI Sumatera Utara menyebut tujuh perusahaan sebagai pihak yang diduga kuat memicu bencana ekologis besar yang melanda kawasan Tapanuli sejak Selasa 25 November 2025.

Banjir bandang dan longsor menghantam sedikitnya delapan kabupaten dan kota di Sumatera Utara.

Baca Juga: Iwa Mulyawan Beberkan 8 Pilar CSR, PT BSI Ungkap Inovasi Hingga Raih Penghargaan Bergengsi ESDM

Peristiwa itu memaksa puluhan ribu warga mengungsi ke lokasi aman.

Ribuan rumah warga rusak berat akibat arus banjir dan gumpalan material kayu.

Baca Juga: Starlink Gratis bagi Korban Banjir, Pelanggan Lama Bisa Langsung Aktif Tanpa Bayar, Cukup Tulis “Dukungan Banjir Indonesia”

Sebanyak 51 desa di 42 kecamatan terputus akses ekonominya.

Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah menjadi wilayah yang mencatatkan kerusakan paling parah.

Infrastruktur umum, sekolah, dan rumah ibadah ikut terdampak bencana.

Ribuan hektare lahan pertanian dinyatakan tenggelam atau tersapu banjir.

WALHI menegaskan bahwa bencana ini bukan sekadar fenomena alam.

Kerusakan terparah terjadi pada bentang Ekosistem Harangan Tapanuli atau Ekosistem Batang Toru.

Kawasan tersebut merupakan hutan tropis terakhir yang berfungsi sebagai penyangga hidrologis utama Sumatera Utara.

Sebanyak 66,7 persen kawasan hutan ini berada di Tapanuli Utara, sedangkan sisanya berada di Tapanuli Selatan dan Tapanuli Tengah.

Halaman:

Editor: Anton Chanif M

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X