Sebanyak 12 unit excavator dan 12 alkon dikerahkan untuk membuka jalan material dan mempercepat penyisiran titik pencarian. Namun, medan sempit dan akses terbatas menjadi hambatan lain di lokasi.
Warga Mengungsi dan Trauma Akibat Kejadian
Kerusakan akibat longsor meluas hingga radius ratusan meter dari titik amblas. Banyak rumah tertimbun lumpur dan tidak bisa diakses tanpa alat berat.
Warga menyebut bencana terjadi sangat cepat dan tanpa banyak tanda peringatan. Banyak yang hanya membawa pakaian yang sedang dikenakan ketika menyelamatkan diri.
BNPB menyebut risiko susulan masih tinggi hingga beberapa hari ke depan. Pemerintah daerah diminta memperpanjang masa tanggap darurat.
Kesaksian Korban: “Kami Lari ke Hutan untuk Selamat”
Di posko pengungsian, kisah penyintas menggambarkan kepanikan saat bencana terjadi. Mereka mendengar suara gemuruh dari arah lereng sebelum tanah mulai bergerak.
Sumarti, salah satu penyintas, masih menangis ketika mencoba mengingat kejadian itu. Ia mengaku hanya bisa berlari tanpa sempat menyelamatkan barang.
“Suara gemuruh itu keras. Kami hanya sempat melihat tanah bergerak sebelum semua orang berlari,” ujarnya, Senin malam, 17 November 2025.
Warga yang selamat berlari menuju area makam dusun untuk menghindari arah longsor. Namun, kondisi memburuk sehingga mereka harus melanjutkan pelarian ke arah hutan.
“Setelah sampai hutan kami dijemput petugas. Kami dibawa ke puskesmas lalu ke pengungsian,” kata Sumarti.
Saat ini, tim gabungan masih menyisir area terdampak untuk mencari korban hilang. Pemerintah daerah menyiapkan dukungan logistik dan kebutuhan mendesak penyintas. ***
Pantau terus www.Kabar24.id untuk mendapat info terbaru.
Artikel Terkait
Gaji PNS Bakal Naik Lagi di 2026? Kemenkeu Beberkan Syarat dan Pertimbangannya
Menkeu Purbaya Beberkan Syarat RI Tumbuh 8 Persen dan Jadi Negara Maju
Mahfud MD Beberkan Tekanan Prabowo ke Kapolri dan Panglima, Singgung 67 Persen Kapolsek Dinilai Tak Perform