• Minggu, 21 Desember 2025

Longsor Banjarnegara: 10 Tewas, 18 Warga Hilang dan 48 Rumah Hancur

.
- Jumat, 21 November 2025 | 16:35 WIB
Menyoroti fakta terkini terkait insiden longsor yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. (X.com/@KemenPU)
Menyoroti fakta terkini terkait insiden longsor yang terjadi di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. (X.com/@KemenPU)

Kabar24.id — Insiden longsor di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara, Jawa Tengah menjadi sorotan publik sejak Kamis, 20 November 2025. Longsoran besar itu menerjang permukiman warga dan menyebabkan kerusakan berat.

Hingga Jumat, 21 November 2025 pukul 09.00 WIB, BNPB mencatat korban meninggal bertambah menjadi 10 orang. Selain itu, 18 warga masih dinyatakan hilang.

Baca Juga: Mahfud MD Beberkan Tekanan Prabowo ke Kapolri dan Panglima, Singgung 67 Persen Kapolsek Dinilai Tak Perform

Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari membenarkan data terbaru tersebut. Ia menyebut kondisi pencarian di lapangan masih sangat dinamis dan penuh tantangan.

“Atas penemuan ini jumlah korban meninggal dunia menjadi 10 orang, sementara 18 orang masih dalam pencarian,” ujar Abdul dalam keterangan resmi. Ia menambahkan proses evakuasi dilakukan di tiga sektor berbeda.

Baca Juga: Gaji PNS Bakal Naik Lagi di 2026? Kemenkeu Beberkan Syarat dan Pertimbangannya

Di lokasi pengungsian, ratusan warga masih menunggu kabar keluarga mereka yang belum ditemukan. Situasi posko dipenuhi kecemasan dan trauma mendalam.

BNPB mencatat dampak fisik di area terdampak cukup luas. Sebanyak 48 rumah roboh dan 195 rumah lainnya terdampak.

Tercatat pula 934 warga mengungsi di beberapa titik yang disiapkan pemerintah daerah. Sementara itu, tujuh orang mengalami luka akibat longsoran material dan reruntuhan.

Hujan yang terus turun membuat sebagian warga terpaksa mengungsi lebih jauh. Kondisi ini juga meningkatkan risiko runtuhan susulan.

Upaya Evakuasi Terhalang Hujan dan Material Labil

Proses pencarian korban dilakukan oleh 700 personel gabungan dari Basarnas, TNI, Polri, BPBD, relawan, dan unsur pendukung lain. Mereka menggunakan alat berat, anjing pelacak, alkon, dan peralatan manual.

Namun, hujan deras masih mengguyur area longsor sejak malam sebelumnya. Kondisi tanah yang labil membuat pergerakan alat dan personel sering dihentikan sementara.

“Ada potensi longsor susulan akibat hujan, aliran mata air, dan kubangan air di area longsoran,” kata Abdul. Ia menyebut kondisi itu memperlambat proses evakuasi.

Untuk mengurangi risiko, BNPB melakukan operasi modifikasi cuaca. Upaya pembuangan air juga dilakukan agar permukaan tanah tidak semakin jenuh.

Halaman:

Editor: Anton Chanif M

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X