Langkah tersebut dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, dan pemberdayaan di berbagai desa.
“Ini bagian dari upaya meneguhkan kembali semangat cinta tanah air di kalangan anak muda,” ujarnya.
Ia menyoroti kecenderungan sebagian generasi muda yang lebih tertarik pada budaya luar dibanding budaya lokal.
Melalui ruang kreativitas yang disediakan pemerintah, Ipuk berharap generasi muda kembali mencintai budaya daerahnya.
Banyuwangi disebut telah memiliki berbagai program untuk menampung ekspresi dan inovasi anak muda.
Salah satunya adalah festival musik pelajar yang menjadi wadah bagi siswa menyalurkan bakat mereka di bidang seni.
Selain itu, ada pula festival sastra untuk meningkatkan kemampuan literasi generasi muda.
Pagelaran Gandrung Sewu juga menjadi simbol kuat keterlibatan ribuan penari muda Banyuwangi dalam pelestarian budaya.
Di sisi lain, Pemkab Banyuwangi juga terus menjalankan program inkubasi bisnis “Jagoan Banyuwangi.”
Program ini melahirkan wirausahawan muda di bidang pertanian, digital, hingga sektor kreatif lainnya.
Setiap tahun, ratusan anak muda mendapatkan pendampingan dan bantuan pengembangan usaha melalui program tersebut.
Pemkab juga memberikan stimulus modal usaha bagi peserta program agar bisa memperluas skala bisnisnya.
Melalui berbagai inisiatif ini, Ipuk berharap generasi muda Banyuwangi tumbuh sebagai pelaku perubahan yang kreatif dan cinta daerahnya. ***
Untuk selalu memantau berita terbaru, ikuti terus Kabar24.id.
Artikel Terkait
DPU Pengairan Banyuwangi Luncurkan Warm System, Guna Pantau Air Irigasi Real Time
Gotong Royong Bersihkan Dam Concrong, Wujud Nyata Kepedulian Irigasi di Banyuwangi
Dinas PU Pengairan Banyuwangi Bersama Korsda Bangorejo dan Sekolah di Tegalsari Gelar Program Sekardadu untuk Rawat Sungai