“Gerakan sipil dan pers mahasiswa menjadi oase di tengah kegelapan demokrasi,” ujarnya.
Ia menegaskan gerakan sipil harus terus dirawat agar tidak hilang di tengah tantangan zaman.
Menurut Bivitri, masyarakat sipil dan media adalah kekuatan utama yang dapat menjaga demokrasi Indonesia tetap hidup.
Aktivis sosial Inayah Wahid menilai kondisi Indonesia saat ini sedang gelap di berbagai lini kehidupan.
Ia menyinggung persoalan hukum, korupsi, kerusakan lingkungan, dan kesenjangan ekonomi sebagai tantangan besar bangsa.
Inayah bahkan menyebut sulit membayangkan Indonesia Emas 2045 tercapai di tengah situasi seperti sekarang.
Meski demikian, ia mendorong masyarakat sipil untuk tetap menjaga solidaritas dan menyalakan harapan di tengah kegelapan.
“Kalau capek boleh istirahat, tapi jangan berhenti,” katanya.
Ia mencontohkan ibunya, Sinta Nuriyah, yang di usia 77 tahun masih aktif memperjuangkan demokrasi melalui Gerakan Nurani Bangsa.
Pada 23 September 2025, Sinta bersama GNB mendatangi Polda Metro Jaya meminta pembebasan demonstran yang ditahan.
Melalui reuni ini, FAA PPMI ingin menghadirkan ruang refleksi sekaligus semangat baru bagi para alumni pers mahasiswa.
FAA PPMI berdiri sejak 24 Januari 2015 dan beranggotakan ribuan alumni dari berbagai kampus di Indonesia.
Selama satu dekade, organisasi ini menjadi wadah konsolidasi gagasan dan jejaring antar mantan aktivis pers mahasiswa.
FAA PPMI rutin menggelar diskusi publik yang membahas isu strategis nasional dan kontribusi pemikiran bagi para pemangku kebijakan.
Forum ini juga menjadi ruang bagi idealisme dan profesionalisme untuk terus berkontribusi bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. ***
Artikel Terkait
Kemendagri Tegaskan Dana Pemda Tak Mengendap, Hanya Beda Waktu Catat Data
Ritual Meras Gandrung Jadi Pembuka Pertunjukan Kolosal Gandrung Sewu 2025
Prabowo Jadikan Hari Santri Momentum Penguatan Pendidikan Keagamaan