Kabar24.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti pertumbuhan ekonomi nasional yang masih berpusat di Pulau Jawa.
Hal itu disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2025 di kantor Kemendagri, Jakarta Pusat.
Rapat tersebut juga dihadiri Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan para kepala daerah secara daring.
Purbaya menanyakan arah target Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) apakah harus surplus, defisit, atau seimbang.
Mendagri Tito menjawab bahwa daerah biasanya diarahkan untuk surplus agar memiliki cadangan keuangan.
Menurut Tito, jika defisit, daerah harus menutupinya dengan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) atau pinjaman.
Purbaya menilai surplus bukan tujuan utama, karena APBD seharusnya menjadi alat penggerak ekonomi daerah.
“Kalau Pemda tujuannya bukan untuk menabung, tapi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,” kata Purbaya.
Ia bahkan berkelakar apakah APBD surplus bisa diambil oleh Kemenkeu seperti sisa anggaran kementerian.
“Kalau kayak Bojonegoro ada Rp3 triliun nggak dipakai, ya makmurkan penduduk di situ,” ujarnya.
Purbaya menegaskan APBD harus dipakai untuk mempercepat perputaran ekonomi di daerah.
Ia kemudian memaparkan kondisi pertumbuhan ekonomi yang masih dominan di Jawa.
“Pulau Jawa tetap kontributor utama dengan pangsa 56,9 persen terhadap ekonomi nasional,” jelasnya.
Menurutnya, tren tersebut harus diubah agar pertumbuhan ekonomi tak selalu Jawa sentris.
Artikel Terkait
Satir di Pasar Seni ITB: Dua Profesor ‘Wisudakan’ Pengunjung dengan Ijazah Sehari
Batasi Layanan, Dana Syariah Indonesia Umumkan Penyesuaian Operasional Hanya Secara Daring
Obat Nyamuk Diduga Jadi Pemicu Kebakaran Maut di Srono Banyuwangi, Kerugian Diduga Mencapai Rp250 Juta