Sebelum MBG, kebutuhan susu nasional sekitar 4,7 juta ton per tahun dan kini melonjak menjadi lebih dari 8 juta ton.
Kenaikan itu disebut membuka peluang besar bagi peternak lokal untuk mengisi pasar yang sebelumnya dikuasai impor.
Untuk saat ini, sekitar 90 persen kebutuhan susu segar nasional dipasok oleh peternak kecil dan menengah.
Dengan adanya MBG, pasar domestik dinilai menjadi lebih pasti dan memberi motivasi bagi peternak untuk meningkatkan produksi dan kualitas.
Kepala Biro Hukum dan Humas BGN, Khairul Hidayati, menegaskan bahwa peningkatan kandungan susu segar akan berjalan seiring dengan kesiapan peternak lokal.
Ia menyebut program MBG tidak hanya soal gizi, tetapi juga upaya membangun rantai ekonomi baru di sektor peternakan dan industri pengolahan susu.
Menurutnya, kebijakan ini menciptakan efek domino positif dari hulu hingga hilir sektor pangan nasional.
“Begitu peternak lokal siap meningkatkan kapasitas, kandungan susu segar dalam MBG pasti naik,” ujarnya.
BGN menegaskan kembali bahwa susu MBG tetap aman dan bergizi bagi anak-anak penerima manfaat sesuai standar BPOM. ***
Artikel Terkait
Luhut Ingatkan Menkeu Purbaya soal Anggaran MBG: Tidak Perlu Ambil yang Tak Terserap
Menkeu Purbaya Awasi Ketat Serapan MBG, Luhut Yakin Penyerapan Membaik
CEO Promedia: MBG Harus Bersih dari Oknum Tukang Olah Proyek, Jangan Rusak Program Unggulan Presiden