Kabar24.id - Perekonomian Amerika Serikat mengapami kerugian senilai 0.3 persen.
Penurunan itu diduga karena penerapan tarif resiprokal yang telah diterapkan oleh pemerintahan Donald Trump.
Baca Juga: Cerita Maarten Paes, Sebut Sandy Walsh Kerap Ospek Pemain Baru Tim Garuda dengan Cara Unik
Penurunan itu terjadi pada kuartal I/2025. Perlambatan itu terjadi pertama kali sejak 2022.
Kerugian itu diyakini terjadi karena kebijakan agresif tarif impor dan pelemahan konsumsi.
Dikutip Bloomberg pada Rabu (30/4/2025), capaian produk domestik bruto (PDB) yang disesuaikan dengan inflasi menurun sebesar 0,3% (year-on-year/YoY) sepanjang Januari-Maret 2025, jauh di bawah kuartal I/2024 sebesar 2,4% (YoY).
Penurunan ekonomi disebabkan oleh melonjaknya impor karena perusahaan ingin menghindari tarif baru.
Akhirnya, kinerja ekspor terpangkas hingga 5 poin persentase dari PDB.
Impor melonjak 41,3% per tahun, kenaikan terbesar dalam hampir lima tahun. Sejumlah ekonom melihat pelebaran tajam defisit perdagangan akan berbalik pada kuartal II/2025.
Namun, pemulihan kinerja dagang tidak akan mudah lantaran ada potensi bahwa bea masuk yang lebih tinggi akan menyebabkan guncangan pasokan sehingga memangkas permintaan.
Tarif balasan juga akan menghambat ekspor , menciptakan situasi yang sulit untuk sisa tahun ini, hingga membuat peluang terjadinya resesi ekonomi.
Artikel Terkait
Donald Trump Ancaman Tarif Tinggi ke Negara Anggota BRICS, Termasuk Indonesia yang Kini Dipantau Amerika
Amerika Akan Ambil Alih Gaza, Trump Tegaskan Akan Bangun Kembali Gedung yang Hancur di Gaza
Meski Posisi Dubes RI di Washington Kosong, Indonesia Usahakan Negosiasi Soal Tarif Ekpor-Impor Amerika Amerika Serikat
Sri Mulyani Upayakan Cegah Tarif Tinggi AS, Akan Tingkatkan Impor Migas dari Amerika