• Senin, 22 Desember 2025

Strategi Cerdas Hadapi Musim Kemarau: Ini Rekomendasi Ahli Iklim UGM untuk Petani Indonesia

.
- Jumat, 25 April 2025 | 00:23 WIB

Kabar24.id - Musim kemarau tahun ini diprediksi datang lebih awal di sejumlah daerah di Indonesia. Informasi ini disampaikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang memperkirakan awal musim kemarau terjadi pada April hingga Mei, dengan puncaknya berlangsung sepanjang Juni hingga Juli.

Pakar klimatologi dari Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada, Emilya Nurjani, memberikan penjelasan mendalam mengenai penyebab perbedaan durasi musim kemarau di berbagai wilayah.

Menurutnya, pergerakan angin musiman, atau yang dikenal sebagai muson, sangat mempengaruhi kondisi iklim nasional.

Baca Juga: Semangat Anak Kolong: Sosialisasi Pancasila FKPPI Banyuwangi Bersama Martin Hamonangan Teguhkan Nasionalisme

Muson yang berperan penting dalam pergantian musim di Indonesia terdiri dari Muson Barat atau Muson Asia, dan Muson Timur yang dikenal sebagai Muson Australia. Muson Asia membawa hujan, sedangkan Muson Australia mendatangkan musim kering.

Emilya menekankan bahwa kedatangan muson ini tidak seragam di setiap daerah. Ada wilayah yang lebih cepat mengalami perubahan musim, tergantung pada lokasi geografis dan pergerakan angin yang terjadi secara bertahap.

Selain muson, sejumlah fenomena cuaca global seperti El Nino, La Nina, dan Indian Ocean Dipole (IOD) juga bisa mempengaruhi musim di Indonesia.

Baca Juga: Eks Kades Aliyan Dijerat Kasus Korupsi Miliaran Rupiah, Diduga Kongkalikong dengan Bendahara Desa

Namun, untuk tahun ini, Emilya memperkirakan pengaruh dari fenomena tersebut tidak terlalu signifikan terhadap pola hujan di Nusantara.

Kondisi musim kemarau yang bervariasi ini tentu berdampak langsung pada sektor pertanian. Durasi kemarau bisa mencapai delapan bulan atau 24 dasarian, yang tentu saja membutuhkan persiapan matang dari para petani.

Untuk mengantisipasi kondisi ini, Emilya menyarankan agar para petani memilih jenis tanaman yang memiliki kebutuhan air rendah serta masa tanam yang relatif singkat. Strategi ini penting guna menghindari gagal panen akibat kekurangan air.

Baca Juga: 5 Kebiasaan Kecil Ini Bisa Menjaga Kulit Tetap Muda dan Sehat Tanpa Perawatan Mahal

Ia juga menekankan pentingnya pengelolaan air secara bijak. Sistem irigasi perlu diperhatikan dengan mengatur bukaan waduk secara efisien.

Selain itu, membangun kolam retensi saat musim hujan dapat menjadi cadangan air saat kemarau tiba.

Halaman:

Editor: Nurul Sakinah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X