Kabar24.com - Berjalan mundur terbukti lebih dari sekadar gerakan yang tidak biasa. Penelitian terkini telah menyoroti bahwa latihan ini mengaktifkan otot-otot yang kurang digunakan dan meningkatkan keseimbangan, fleksibilitas, dan bahkan fungsi kognitif.
Meskipun beberapa ahli mempertanyakan efektivitasnya untuk masyarakat umum, penerapannya dalam fisioterapi dan pelatihan olahraga terus berkembang.
Bergerak ke arah yang berlawanan tidak hanya mengencangkan otot, tetapi juga membantu menghilangkan kalori. Menurut American College of Sports Medicine, praktik ini memungkinkan pengeluaran energi 40% lebih besar per menit dibandingkan dengan jalan cepat ke arah biasa.
Baca Juga: Viral Klasemen Liga Korupsi Indonesia, Netizen Rilis Kasus Super Besar Korupsi Indonesia
Sebuah studi tahun 2014 yang diterbitkan dalam Jurnal Internasional Publikasi Ilmiah dan Penelitian menemukan bahwa wanita pra-obesitas antara usia 20 dan 40 tahun yang mengikuti program berjalan mundur selama enam minggu mengurangi lemak tubuh mereka dan meningkatkan kebugaran mereka.
Selain itu, latihan ini dapat bermanfaat bagi orang-orang yang memiliki masalah persendian. Berjalan mundur mengurangi tekanan pada tempurung lutut dengan memperkuat otot-otot pendukung lutut, menurut informasi dari National Geographic.
Baca Juga: Taqwa Adalah Kemenangan Hakiki Setelah Puasa Ramadhan
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Jurnal Ilmu Kedokteran Amerika Utara juga menemukan bahwa menggabungkan teknik ini ke dalam terapi fisik secara signifikan mengurangi kecacatan pada pasien dengan osteoartritis.
Salah satu kelebihan berjalan mundur adalah kemampuannya mendistribusikan tekanan secara berbeda pada tubuh.
“Saat Anda berjalan mundur di atas treadmill, pola gaya berjalan Anda secara keseluruhan berbeda, sehingga Anda merekrut dan membebani otot, tendon, fasia, dan sendi secara berbeda,” kata Nicole Haas, spesialis ortopedi klinis, kepada National Geographic.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menahan Hawa Nafsu Saat Puasa Ramadhan?
Berbeda dengan jalan biasa yang berfokus pada pergelangan kaki, modalitas ini lebih melibatkan pinggul dan lutut, yang memperkuat paha depan dan meningkatkan stabilitas.
Menurut Janet Dufek, seorang profesor kinesiologi di Universitas Nevada, Las Vegas, penelitian selama lebih dari dua dekade telah menunjukkan bahwa berjalan mundur meningkatkan fleksibilitas punggung bawah, meningkatkan stabilitas dan mengurangi nyeri punggung bawah.
Efek positifnya tidak terbatas pada tubuh saja. Penelitian menunjukkan bahwa jenis berjalan ini juga mempertajam fungsi kognitif.