Kabar24.id - Tour de Banyuwangi Ijen (TdBI) tak hanya menyedot perhatian para penggemar balap sepeda, tapi juga menjadi momen yang dinantikan masyarakat Banyuwangi setiap tahunnya.
Bahkan bagi mereka yang bukan pencinta olahraga pun, TdBI jadi ajang berkumpul dan merayakan semangat kebersamaan.
Di Desa Sraten, Kecamatan Cluring, suasana meriah tampak di Warung Bakso Lesehan Hijau. Abdullah, sang pemilik warung, sengaja memutar siaran langsung TdBI melalui Youtube Pemerintah Kabupaten Banyuwangi agar pengunjung bisa menonton sambil menikmati bakso. “Sampai empat hari kita akan nobar,” ungkapnya.
Baca Juga: Festival Mangrove 2025: Kolaborasi Nasional untuk Selamatkan Ekosistem dan Ubah Gaya Hidup
Abdullah mengaku kegiatan ini sudah menjadi kebiasaan di warungnya setiap TdBI digelar. “Kalau TdBI digelar, pasti kita nobar di sini. Tahun kemarin kita bahkan pakai speaker, tapi sekarang rusak,” kisahnya. Ia juga dikenal sebagai penggemar berat tim sepeda lokal, BRCC dari Banyuwangi.
Warga Banyuwangi merayakan TdBI dengan cara unik. Ada yang sengaja datang dari desa lain untuk menyaksikan konvoi pembalap secara langsung. Seperti Ismail, guru SD asal Genteng, yang memilih datang ke Sraten demi menyaksikan aksi pembalap.
“Saya akan ke Ijen, melihat tanjakan langsung,” ucapnya antusias.
Sukirno, warga Jelun, tak bisa menyembunyikan kegembiraannya saat melihat para pembalap melintas.
“Ayo Mister! Jangan sampai disalip!” serunya, disambut tawa meriah dari orang-orang di sekitarnya. Sementara Agus dari Siliragung hanya bisa menyimak dari kejauhan. “Seneng lihatnya, tapi sayang nggak lewat rumah,” ujarnya.
Baca Juga: Pak Muh Sambut Cucu Pertama dari Yislam dan Miskah Shafa
TdBI telah melekat erat dalam kehidupan masyarakat Banyuwangi. Hal ini diamini oleh Ir. KH. Ahmad Wahyudi, seorang pemerhati sosial.
Ia mengatakan bahwa keterlibatan warga tidak sekadar penonton pasif. “Warga rela berdiri berjam-jam di pinggir jalan, hanya untuk memberi semangat. Ini bukan perilaku biasa. Mereka ikut merasa memiliki,” jelasnya.
Lebih dari sekadar tontonan, TdBI menciptakan dampak sosial yang besar. “Yang mahal itu bukan cuma nilai ekonominya, tapi nilai sosialnya. Ini menggerakkan semangat gotong royong dan membuka cara pandang baru bagi generasi muda,” tambahnya.
Pemerintah daerah pun menyadari nilai strategis dari TdBI. Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, menyatakan bahwa ajang ini telah menjadi bagian dari budaya masyarakat.