Bupati Jembrana menambahkan, keberadaan Green Cliff nantinya diharapkan mampu memberikan dampak ekonomi nyata, terutama bagi masyarakat di Banjar Bangli, Desa Yehembang Kangin.
"Semoga atas doa kita bersama dan restu Tuhan Yang Maha Esa, seluruh upaya keras yang kita lakukan bersama ditambah dengan niat yang kuat, semua kegiatan hari dan ke depan bisa berjalan dengan baik," lanjutnya.
Dukungan serupa disampaikan oleh perwakilan Aviation Fuel Terminal Manager Ngurah Rai, I Komang Susila Gosa.
Komang menyebut pembangunan kembali Green Cliff menjadi simbol harapan bersama agar kawasan ini bisa menjadi ikon wisata populer di Jembrana.
"Hari ini kita ngeruak bukan hanya sebuah lokasi, melainkan simbol harapan bersama bahwa sebuah kawasan bisa tumbuh menjadi ikon wisata alam yang lestari jika dikelola dengan kolaboratif dan penuh kesadaran,” tutur Komang dalam kesempatan yang sama.
Komang menegaskan, pengelolaan alam khususnya hutan, bila dilakukan dengan benar, akan memberikan banyak manfaat. Tak hanya menjaga keseimbangan lingkungan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.
"Kegiatan hari ini bukan sekadar seremoni, ini adalah langkah awal menanam nilai, bukan hanya pohon. Kita sedang memulai babak baru pengelolaan hutan berbasis masyarakat yang tidak hanya bicara konservasi, tapi juga kesejahteraan sosial dan budaya lokal," tandasnya.
Dengan pembangunan kembali ini, Green Cliff diharapkan bisa kembali bersinar sebagai destinasi alam unggulan. Keindahan lanskap dan dukungan penuh masyarakat diyakini mampu menjadikan Green Cliff sebagai kebanggaan baru pariwisata di Jembrana, Bali Barat.***
Artikel Terkait
KPK Panggil Dirut PT Indomarco Adi Prima Terkait Dugaan Korupsi Bansos COVID-19 Mencapai Rp125 miliar
Reza Gladys Ungkap Uang Rp5 Miliar Permintaan dari Asisten Nikita Mirzani untuk Tutup Mulut
Talkshow Literasi Digital di Banyuwangi, CEO Promedia Ungkap Fenomena Media Online Yang Menjadikan Komentar di Media Sosial Jadi Sumber Utama Berita