Tiket masuk menuju Air Terjun Telunjuk Raung terbilang sangat terjangkau. Pengunjung hanya dikenakan biaya sekitar Rp10.000 per orang. Sementara itu, untuk biaya bermalam di camping ground, tarifnya sekitar Rp25.000 per orang per malam.
Banyak pengunjung merasa puas dengan pengalaman yang ditawarkan. Salah satunya adalah Madira, warga Giri, Banyuwangi, yang mengatakan bahwa selain biaya yang murah, pelayanan dari pengelola juga sangat memuaskan.
Ia bahkan merekomendasikan tempat ini kepada teman-teman kampusnya agar bisa turut mengeksplorasi dan merasakan sensasi alam pegunungan yang memesona.
Bagi yang tertarik berkunjung, beberapa tips bisa diperhatikan agar pengalaman Anda semakin nyaman. Gunakan alas kaki yang nyaman dan anti licin untuk trekking, siapkan pakaian ganti jika ingin berenang, bawa makanan dan minuman secukupnya, serta jangan lupa membawa kantong sampah untuk menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu, penggunaan sunblock dan lotion anti-nyamuk juga sangat disarankan.
Salah satu momen terbaik selama ber
Baca Juga: Stasiun KAI Daop 9 Jember Ramai Diserbu Pemudik dan Wisatawan, Banyuwangi Tujuan Utama Libur Awal Mei 2025ada di Telunjuk Raung adalah saat matahari terbit dan tenggelam. Warna langit yang berubah secara perlahan dengan latar Gunung Raung menciptakan pemandangan yang sangat indah dan cocok diabadikan lewat kamera.
Tak heran jika banyak pengunjung menyempatkan diri untuk berfoto di beberapa spot menarik yang tersebar di sekitar air terjun.
Air Terjun Telunjuk Raung dan area camping ground-nya menawarkan paket lengkap bagi para pencinta alam: petualangan, ketenangan, keindahan visual, serta kesegaran alami. Tak heran jika destinasi ini kian hari makin diminati, baik oleh wisatawan lokal maupun dari luar daerah.**
Artikel Terkait
Momen Prabowo Sebut-sebut Nama Jokowi di Sidang Kabinet, dari Dugaan Ijazah Palsu hingga Isu Jadi 'Boneka' Ayah Gibran
Stasiun KAI Daop 9 Jember Ramai Diserbu Pemudik dan Wisatawan, Banyuwangi Tujuan Utama Libur Awal Mei 2025
Tangis Haru Luna Maya saat Sungkem ke Ibu Desa, Jelang Pernikahan sang Artis dengan Maxime Bouttier
Menggali Potensi Kearifan Lokal Banyuwangi untuk Pembangunan Berkelanjutan