Kabar24.id - PT Yupi Indo Jelly Gum, produsen permen jelly dengan merek Yupi, akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema penawaran umum saham perdana atau Initial Public Offering (IPO).
Berdasarkan prospektusnya, perusahaan dengan kode saham YUPI ini menawarkan hingga 854,44 juta saham atau setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor pasca-IPO.
Penawaran tersebut terdiri dari 255,33 juta saham baru atau 3%, serta 598,11 juta saham milik PT Sweets Indonesia yang dilepas dalam rangka divestasi, setara dengan 7%.
Baca Juga: VinFast VF3: Mobil Mungil dan Lucu Mirip Jimny dengan Harga Terjangkau
Pada masa penawaran awal (bookbuilding), YUPI memasang harga IPO di kisaran Rp 2.100 hingga Rp 2.500 per saham. Dengan harga tersebut, YUPI berpotensi memperoleh dana segar maksimal Rp 2,13 triliun.
Dari total dana tersebut, Rp 640,83 miliar berasal dari penjualan saham baru YUPI, sementara Rp 1,49 triliun merupakan hasil dari divestasi saham yang dilakukan PT Sweets Indonesia.
Sekitar 77% dari dana hasil IPO yang diperoleh YUPI akan dialokasikan untuk belanja modal, terutama dalam pembangunan pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur. Pabrik ini ditargetkan mulai beroperasi pada 2026 dengan proyeksi kebutuhan dana sekitar Rp 435,50 miliar.
Baca Juga: Presiden FIFA Infantino Mengumumkan Pertunjukan Di Babak Pertama Final Piala Dunia 2026 akan Berbeda
Sementara itu, sekitar 23% dana lainnya akan digunakan sebagai modal kerja guna memperluas bisnis YUPI, baik di pasar domestik maupun internasional.
Masa penawaran awal saham berlangsung pada 6–10 Maret 2025. Selanjutnya, masa penawaran umum dijadwalkan pada 17–19 Maret 2025, dan pencatatan saham di BEI ditargetkan pada 21 Maret 2025.
Artikel Terkait
Sinopsis Film Lemah Santet Banyuwangi yang Ditolak Masyarakat Banyuwangi
Gelombang Protes! Film 'Lemah Santet Banyuwangi' Dinilai Mencoreng Nama Daerah
Presiden FIFA Infantino Mengumumkan Pertunjukan Di Babak Pertama Final Piala Dunia 2026 akan Berbeda
VinFast VF3: Mobil Mungil dan Lucu Mirip Jimny dengan Harga Terjangkau