Kabar24.id - Kasus keracunan program Makan Bergizi Gratis atau MBG disebut terjadi karena SOP tidak dijalankan dengan baik.
Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang menyatakan bahwa penyebab terbesar keracunan berasal dari kelalaian pada SOP.
Baca Juga: Ombudsman Sebut Dapur MBG Serap Tenaga Kerja, Keuntungan Rp2 Ribu Per Porsi
Menurut Nanik, 80 persen insiden MBG dipicu oleh mitra dan SPPG yang tidak mematuhi aturan baku.
Ia menyebut SOP seharusnya dijalankan ketat karena menyangkut keamanan pangan bagi anak sekolah.
Namun kenyataannya, pengawasan lemah membuat SOP sering terabaikan di lapangan.
“Kesalahan terbesar ada pada kami, berarti kami masih jurang pengawasannya,” ujar Nanik.
Nanik menambahkan bahwa pengawasan yang lemah membuat kesalahan terjadi berulang kali.
Meski begitu, ia menegaskan tanggung jawab tetap ada di BGN sebagai penyelenggara utama.
“Kami mengaku salah atas insiden keamanan pangan ini,” tegasnya dalam jumpa pers.
Selain itu, Nanik menyatakan BGN akan menanggung biaya perawatan bagi korban keracunan.
Ia menyampaikan permintaan maaf terbuka atas kejadian yang mencoreng program prioritas pemerintah.
“Dari hati saya terdalam, saya mohon maaf atas nama BGN dan seluruh SPPG,” ucap Nanik.
Ia menegaskan niat program MBG tetap untuk membantu anak-anak memenuhi gizi secara layak.