Osinggo.id - Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) menggelar latihan Passing Exercise (Passex) bersama Gugus Tempur Laut Inggris atau UK Carrier Strike Group (CSG) di jalur strategis Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) III, Kamis, 31 Juli 2025.
Kegiatan ini berlangsung saat armada Inggris melintas dari Samudera Hindia menuju Samudera Pasifik, melalui wilayah barat daya Pulau Buru.
Dalam latihan ini, TNI AL mengerahkan lima unsur utama, yaitu KRI Raden Eddy Martadinata-331, KRI Frans Kaisiepo-368, KRI Kapak-625, KRI Hampala-880, dan pesawat udara CN-235 P-8306. Keseluruhan kekuatan laut tersebut dikomandani langsung oleh Danguspurla Koarmada III.
Baca Juga: Proyek Kampung Haji RI di Mekah Resmi Dimulai, Danantara Pimpin Investasi Akomodasi Jemaah
Dari pihak Inggris dan sekutunya, UK CSG diperkuat kapal induk HMS Prince of Wales (R-09), kapal perusak HMS Dauntless (D-33), fregat Kanada HMCS Ville de Quebec (332), fregat Norwegia HMNOS Roald Amundsen (F-311), serta kapal logistik RFA Tidespring (A-136).
Kelima kapal itu menandai kehadiran aliansi maritim internasional di jalur laut Indonesia.
Latihan ini dimulai dengan komunikasi antar kapal, dilanjutkan sambutan dari pihak TNI AL, lalu diikuti manuver sederhana di laut dan sesi dokumentasi udara oleh pesawat CN-235.
Baca Juga: Pramono Tanggapi Mundurnya Dirut PT Food Station, Tegaskan Komitmen Hukum dan Transparansi
Momen ini juga ditutup secara simbolis dengan farewell pass, di mana para awak kapal saling memberikan penghormatan dan salam persahabatan.
“Passex adalah wujud kerja sama pertahanan yang telah menjadi tradisi antar Angkatan Laut dunia. Ini memperkuat profesionalisme serta mempererat hubungan antarnegara,” terang perwira TNI AL dalam keterangan resmi.
Latihan Passex bukan pertama kalinya bagi kedua negara. Sebelumnya, UK CSG juga telah melaksanakan kunjungan diplomatik ke Jakarta dan berlatih bersama di Selat Sunda.
Baca Juga: Megawati Rangkap Jabatan Sekjen PDIP Gantikan Hasto
Usai pelayaran di ALKI III, KRI Kapak-625 dan KRI Hampala-880 masih melanjutkan pengawalan sebagai bentuk pengamanan ekstra terhadap armada Inggris tersebut.
Dalam konteks strategis, kehadiran kapal perang asing di wilayah ALKI III menunjukkan pentingnya jalur pelayaran ini secara global.