Kabar24.id - Wisatawan asal China kini menjadi pengunjung dominan di TWA Kawah Ijen, Banyuwangi. Populasi turis ini terus bertambah, namun kendala bahasa masih menjadi hambatan besar. Mayoritas belum mahir Bahasa Inggris sehingga komunikasi di lapangan sering terhambat.
Untuk menyikapi situasi ini, delapan guide lokal mengambil inisiatif mengikuti pelatihan intensif Bahasa Mandarin. Pelatihan dilaksanakan di Dusun Tanah Los, Desa Tamansari, Kecamatan Licin, dan mendapat dukungan mentor profesional, Sulistiyani, yang rela hadir dari Banyuwangi Kota. Semua biaya pelatihan ditanggung sendiri oleh pemandu.
Baca Juga: Kolaborasi B2B di Banyuwangi Travel Mart 2025 Dorong Wisata Berbasis Budaya dan Inovasi
“Wisatawan ke Kawah Ijen saat ini kebanyakan dari China. Mereka sangat jarang yang bisa menggunakan Bahasa Inggris sehingga membuat saya dan teman-teman berinisiatif untuk mengikuti pelatihan Bahasa Mandarin. Kami berharap semoga teman-teman bisa meningkatkan kemampuan Bahasa Mandarinnya dengan baik,” jelas Sigit pemandu wisata yang aktif dalam program ini pada Selasa sore, (10/6/2025).
Selama dua minggu terakhir, Sulistiyani mengisi kelas dan memperbaiki pengucapan mirip yang masih menjadi kesulitan peserta.
Baca Juga: Wisata Unik di Banyuwangi: Spot Foto Bawah Air Sendang Seruni Tawarkan Pengalaman Tak Terlupakan
“Sudah dua minggu ini saya mengisi kelas Bahasa Mandarin. Mereka sudah sangat lancar, tinggal memperbaiki beberapa kata yang hampir sama bunyinya. Saya harus mendukung teman-teman guide ini karena ada beberapa kali masalah terkait komunikasi dengan turis China yang tidak bisa Bahasa Inggris. Karena turis China semakin banyak datang ke Kawah Ijen, para guide lokal perlu lebih mendalami Mandarin,” ujar Sulistiyani.
Program ini diyakini mampu meningkatkan kualitas pelayanan pemandu, memperkaya pengalaman wisatawan, serta mendorong tumbuhnya ekonomi pariwisata di wilayah sekitar Kawah Ijen.**