news

Stop Ancaman Tambang di Raja Ampat: Lindungi Keanekaragaman Laut dan Ekosistemnya

Minggu, 8 Juni 2025 | 23:14 WIB
Foto ilustrasi pulau-pulau yang ada di kawasan Raja Ampat. (Unsplash/catauggie)

Kabar24.id - Raja Ampat, surganya alam tropis di Indonesia, terkenal di penjuru dunia berkat keindahan alam bawah laut yang luar biasa. 

Destinasi ini menjadi kebanggaan bangsa dan diakui sebagai kawasan dengan keanekaragaman hayati laut terbesar di dunia.

Baca Juga: Headset Super Mewah Hermes Seharga Rp244 Juta, Bukan Sekadar Audio Tapi Gaya Hidup

Pemandangan luar biasa seperti yang tertuang dalam desain uang pecahan Rp100.000, yaitu keindahan Pianemo Raja Ampat, memperkuat reputasi megahnya kawasan ini.

Namun di balik pesonanya, Raja Ampat kini menghadapi ancaman serius akibat aktivitas tambang nikel yang semakin marak. 

Raja Ampat, dengan lebih dari 600 pulau, menjadi rumah bagi 75 persen dari seluruh terumbu karang di Indonesia.

Pulau populer seperti Pianemo dan Wayag menjadi ikon wisata utama.

Baca Juga: Dana Desa 2025 Kabupaten Kepulauan Yapen Capai Rp119,8 Miliar, Ini 10 Desa Penerima Dana Tertinggi

Sayangnya, beberapa tahun terakhir wilayah ini terganggu oleh aktivitas pertambangan yang mulai menggerus alam dan meningkatkan risiko kerusakan ekosistem.

Contoh paling nyata adalah Pulau KW, terletak sekitar 24 km dari Wayag, yang dikenal kaya akan keanekaragaman hayati. Kini pulau ini terancam izin eksploitasi tambang nikel. Greenpeace Indonesia memperingatkan bahwa sebagian besar pulau kecil di Raja Ampat, termasuk Pulau KW, sudah memiliki izin pertambangan.

“Hampir seluruh pulau ini mendapatkan izin nikel dan izin eksploitasi,” ujar wakil Greenpeace dalam video di YouTube.

Baca Juga: Dana Desa 2025 Kabupaten Jayapura Tembus Rp122 Miliar, Ini 10 Desa Penerima Dana Tertinggi

Menurut analisis Greenpeace, hampir setengah pulau di Raja Ampat sudah masuk konsesi izin eksploitasi, berisiko merusak terumbu karang dan ekosistem laut.

Perusahaan besar, termasuk yang berada di bawah Antam, melakukan eksplorasi yang semakin mengancam kondisi alam. Akibatnya bukan hanya habitat laut yang rusak, tetapi juga keberadaan spesies langka seperti penyu di Pulau Gag ikut terancam.

Halaman:

Tags

Terkini