news

Tujuh Tahun Penantian Kasus Meikarta, Harapan Baru di Tangan Menteri PKP di Era Prabowo

Jumat, 23 Mei 2025 | 07:21 WIB
Pemerintahan Prabowo, lewat Menteri PKP Maruarar Sirait, harus memikul suara para korban Meikarta yang menanti kejelasan dan penyelesaian kasus ini. (Foto: Dok. Humas PKP dan Kolase Kabar24.id)

 

Kabar24.id - Secercah harapan baru soal Meikarta, bertahun-tahun menunggu ketidakpastian.

Para konsumen Meikarta hingga kini belum mendapatkan kejelasan, akhirnya kini bisa melihat secercah harapan.

Baca Juga: Program FLPP Pemerintahan Prabowo Tembus 1.100 Persen dari Tahun 2024, Menteri PKP Naikan Kuota Subsidi Jadi 350.000 Rumah!

Pemerintahan Prabowo Subianto, melalui Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), mulai turun tangan secara aktif menangani kasus yang telah menjadi simbol kegagalan perlindungan konsumen di sektor properti. 

Baca Juga: Program FLPP Pemerintahan Prabowo Tembus 1.100 Persen dari Tahun 2024, Menteri PKP Naikan Kuota Subsidi Jadi 350.000 Rumah!

Menteri PKP Maruarar Sirait mengambil langkah tegas, menyuarakan keberpihakan pada korban dan menagih tanggung jawab dari pihak pengembang. Ini menjadi babak baru dalam kisah panjang proyek ambisius yang berubah menjadi mimpi buruk.

Ambisi Kota Mandiri yang Gagal Terwujud

Diluncurkan pada 2017, Meikarta merupakan proyek ambisius dari Lippo Group yang dirancang sebagai kota mandiri modern di Cikarang, Jawa Barat. Dengan luas lahan mencapai 500 hektare, proyek ini dijanjikan akan menjadi pusat hunian dan bisnis yang terintegrasi, lengkap dengan fasilitas pendidikan, kesehatan, dan hiburan.

Baca Juga: Program FLPP Pemerintahan Prabowo Tembus 1.100 Persen dari Tahun 2024, Menteri PKP Naikan Kuota Subsidi Jadi 350.000 Rumah!

Namun, sejak awal, proyek ini menghadapi berbagai permasalahan, terutama terkait perizinan. Pemerintah Provinsi Jawa Barat hanya memberikan rekomendasi untuk lahan seluas 85 hektare atau sekitar 17 persen dari total lahan yang direncanakan. Meskipun demikian, Lippo telah memasarkan proyek ini secara masif dan menerima uang muka dari para calon konsumen, yang tertarik dengan penawaran apartemen murah namun berkesan mewah, hanya dengan membayar uang pemesanan sebesar Rp2 juta .

Baca Juga: Program FLPP Pemerintahan Prabowo Tembus 1.100 Persen dari Tahun 2024, Menteri PKP Naikan Kuota Subsidi Jadi 350.000 Rumah!

Permasalahan semakin kompleks ketika proyek ini tersandung kasus hukum. Pada 2018, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkap kasus suap terkait perizinan proyek Meikarta. Dalam kasus ini, Direktur Operasional Lippo Group saat itu, Billy Sindoro, dan Bupati Bekasi saat itu, Neneng Hassanah Yasin, terlibat dalam praktik suap untuk memuluskan izin pembangunan. 

Baca Juga: Staf Kedutaan Israel Tewas di Washington, Pelaku Penembakan Teriakkan Bebaskan Palestina

Halaman:

Tags

Terkini