• Senin, 22 Desember 2025

Dua Faktor Penyebab Rugi Besar KFC di Amerika Serikat: Pandemi dan Konflik Timur Tengah

.
- Senin, 11 November 2024 | 08:09 WIB
Gerai KFC dari PT Fast Food Indonesia yang masih beroperasi di Indonesia.
Gerai KFC dari PT Fast Food Indonesia yang masih beroperasi di Indonesia.



Kabar24.id -- PT Fast Food Indonesia, yang mengelola jaringan restoran waralaba KFC, menyatakan bahwa pandemi COVID-19 dan konflik di Timur Tengah adalah dua penyebab utama kerugian besar perusahaan pada kuartal III 2024.



Dalam laporan keuangan Kuartal III KFC tahun 2024, manajemen menyatakan, "Kondisi ini merupakan dampak berkepanjangan dari pemulihan grup dari pandemi COVID-19, di mana penjualan belum mencapai tingkat yang diharapkan oleh manajemen, dan situasi pasar memburuk akibat dampak dari krisis Timur Tengah," dikutip dari detikfinance.


"Dua masalah ini telah berdampak negatif terhadap hasil grup selama sembilan bulan, yang berakhir pada 30 September 2024."



Laporan keuangan menunjukkan bahwa FAST mengalami kerugian sebesar Rp557,08 miliar pada kuartal sebelumnya.


Kerugian ini meningkat sebesar 266,59% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perusahaan ini hanya mengalami kerugian Rp 152,41 miliar pada kuartal ketiga tahun sebelumnya.



Selain itu, karena mengalami kerugian yang signifikan, Kentucky Fried Chicken harus menutup gerai dan mempekerjakan karyawannya untuk menurunkan biaya.



Pada 30 September, perusahaan memiliki 715 restoran di seluruh Indonesia. Namun, hingga Desember 2023, perusahaan tersebut diketahui mengoperasikan 762 toko.



Oleh karena itu, sekitar 47 gerai yang sebelumnya beroperasi dengan nama samaran ditutup.


Kerugian ini meningkat sebesar 266,59% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Perusahaan ini hanya mengalami kerugian Rp 152,41 miliar pada kuartal ketiga tahun sebelumnya.



Selain itu, karena mengalami kerugian yang signifikan, Kentucky Fried Chicken harus menutup gerai dan mempekerjakan karyawannya untuk menurunkan biaya.



Pada 30 September 2024, perusahaan itu mengelola hanya 715 restoran di seluruh Indonesia. Pada tahu sebelumnya, hingga Desember 2023, perusahaan tersebut mengoperasikan 762 toko. Sehingga, ada sekitar 47 gerai yang sebelumnya beroperasi, pada tahun 2024 ini sudah tidak beroperasi lagi, alias ditutup. (*)

Editor: Anton Chanif M

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X