Mayoritas penumpang bus merupakan wisatawan lanjut usia. Mereka mengaku merasa takut dan tertekan karena kendaraan tidak diizinkan bergerak.
Situasi di lokasi disebut memicu kepanikan di dalam bus. Rombongan merasa seolah ditahan dan tidak diberi pilihan untuk meninggalkan area.
Tour Leader rombongan bernama Timothy mempertanyakan pungutan tersebut.
Ia menyebut seluruh kewajiban pembayaran telah diselesaikan di pintu masuk wisata.
Timothy juga mempertanyakan tujuan dan dasar penarikan uang pengawalan tersebut. Menurutnya, tidak ada informasi mengenai pungutan tambahan saat rombongan masuk kawasan wisata.
Seorang pria yang mengaku bernama Busahra disebut bersikeras meminta uang tersebut. Ia mengklaim pungutan itu merupakan aturan desa setempat.
Dalam keterangannya, pria tersebut menyatakan bus tidak akan diizinkan keluar jika uang tidak dibayarkan. Pernyataan itu disampaikan dengan nada yang dinilai mengintimidasi rombongan.
Saat diminta menunjukkan dasar hukum atau bukti resmi, yang bersangkutan tidak dapat menunjukkannya. Ia beralasan bukti berada di rumahnya.
Setelah perdebatan, rombongan akhirnya menerima kwitansi tulisan tangan.
Kwitansi tersebut tidak memiliki stempel, kop resmi, maupun keterangan institusi yang jelas.
Ketika rombongan menyampaikan kemungkinan melapor ke pihak berwenang, respons yang diterima dinilai menantang. Pernyataan tersebut semakin menambah ketegangan di lokasi.
Demi keselamatan rombongan, terutama para lansia, uang tersebut akhirnya diserahkan. Keputusan itu diambil agar bus dapat segera meninggalkan kawasan wisata.
Rombongan mengaku pembayaran dilakukan bukan atas dasar kerelaan. Langkah tersebut diambil untuk menghindari risiko yang lebih besar.
Peristiwa ini menimbulkan pertanyaan terkait kewenangan penarikan biaya tambahan di kawasan wisata. Publik mempertanyakan pengawasan terhadap praktik pungutan di lokasi tersebut.
Bangsring Underwater selama ini dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Banyuwangi. Namun kejadian ini dinilai dapat mencoreng citra pariwisata daerah.
Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan resmi dari pengelola wisata maupun pihak berwenang. Klarifikasi dari aparat dan pemerintah daerah masih dinantikan.
Artikel Terkait
Asiknya Liburan Akhir Tahun 2025 Atau Tahun Baru 2026 di Banyuwangi, Hutan Djawatan Bisa Jadi Tujuan Wisata
Banyu Kuwung Banyuwangi Viral, Kolam Alami Lereng Ijen Ramai Diserbu Wisatawan
Menkop Resmikan Koperasi Merah Putih Tukangkayu, Banyuwangi Jadi Model Nasional
Menkop - Bupati IpukĀ Tandatangan MoU Soal Percepatan Koperasi Merah Putih di Banyuwangi