Beberapa lahan yang terlibat meliputi lahan sawah, pesantren, dan kehutanan sosial.
Data produksi dari Januari hingga Oktober 2025 menunjukkan peningkatan signifikan pada sektor pertanian jagung di Banyuwangi.
Produksi mencapai 208.673 ton, naik 27.341 ton dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Surplus produksi juga meningkat dari 122.854 ton pada 2024 menjadi 150.467 ton pada 2025.
Kenaikan ini dipicu oleh penambahan luas lahan tanam yang mencapai lebih dari 4.000 hektare.
Meski produksi naik, Bulog diketahui baru menyerap sekitar 67,65 ton dari total hasil panen.
Kapolresta Banyuwangi mendorong adanya kerja sama yang lebih erat antara pemerintah daerah, Bulog, Dinas Pertanian, serta para penyuluh dan Bhabinkamtibmas.
Langkah ini bertujuan memperkuat pendataan dan pendampingan bagi para petani di lapangan.
Agenda tanam jagung juga dirangkaikan dengan panen padi, penanaman durian, dan pengembangan ketela di lokasi yang sama.
Semua kegiatan tersebut menjadi simbol sinergi lintas instansi dalam mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
Kapolresta Banyuwangi menegaskan bahwa upaya ini bukan hanya soal peningkatan produksi, tetapi juga langkah strategis menuju kemandirian pangan bangsa.
Ia berharap sinergi yang dibangun dapat menjadi fondasi kuat untuk mewujudkan swasembada jagung serta membuka peluang ekspor dari Banyuwangi. ***
Untuk selalu memantau berita terbaru, ikuti terus Kabar24.id.
Artikel Terkait
Presiden Prabowo Minta Kereta Cepat Diperpanjang hingga Banyuwangi, Bupati Banyuwangi Ungkap Kabar Gembira bagi Daerah
Ibu Kandung Jadi Tersangka Kasus Kematian Bayi di Banyuwangi
Satu Kuintal Kopi Robusta Disiapkan untuk Festival Ngopi Sepuluh Ewu 2025 di Banyuwangi
Falsafah Suguh, Gupuh, Lungguh Hidup di Festival Ngopi Sepuluh Ewu Banyuwangi