Haru bercampur kebanggaan terasa di seluruh penjuru keraton, menyelimuti upacara yang menjadi bagian penting sejarah Surakarta.
Bagi masyarakat yang hadir, momen ini menjadi bukti bahwa Surakarta tetap memiliki penerus sah yang akan menjaga marwah dan kebesaran Kasunanan.
Penobatan di tengah suasana duka menunjukkan bahwa adat Jawa mengajarkan keberlanjutan, bahkan ketika kehilangan melanda.
Kehadiran Pakoe Boewono XIV diharapkan mampu meneruskan jejak ayahandanya dalam menjaga harmoni antara keraton dan masyarakat.
Saksi mata menggambarkan suasana hening namun khidmat saat Hamangkunegoro berdiri tegak di hadapan pusara ayahanda.
Gemuruh doa dan tangis turut mengiringi detik-detik pengambilan sumpah yang menandai lahirnya era baru bagi Kasunanan Surakarta.
Upacara ini juga menegaskan bahwa nilai adat dan budaya Jawa masih hidup kuat di tengah modernitas.
Dengan resminya Hamangkunegoro menjadi Pakoe Boewono XIV, maka kesinambungan kepemimpinan Kasunanan Surakarta kembali terjaga. ***
Untuk selalu memantau berita terbaru, ikuti terus Kabar24.id.
Artikel Terkait
Tak Disangka, Sri Susuhunan Pakubuwono X, Pemilik Mobil Pertama di Indonesia
Mobil Pertama Milik Sri Susuhunan Pakubuwono X Diduga Masih Tersimpan di Belanda