Ia menilai, jika tidak ada pergantian kekuasaan besar-besaran, program itu bisa saja terus berlanjut.
“Kalau enggak ada penggulingan kekuasaan, mungkin program ini sudah berjalan terus,” ujarnya.
Menurut Hasan, PMTAS merupakan upaya pemerintah untuk menekan angka gizi buruk sekaligus menjaga kehadiran siswa di sekolah.
Program ini juga melibatkan berbagai pihak, mulai lembaga pendidikan hingga organisasi masyarakat.
Sasaran utamanya adalah anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah agar tetap bisa bersekolah.
Di sisi lain, pemerintahan Presiden Prabowo kini juga menjalankan program MBG dengan tujuan yang serupa.
Program MBG difokuskan untuk anak sekolah, ibu hamil, dan balita di seluruh Indonesia.
Hasan menilai, meskipun konteks dan zamannya berbeda, gagasan pemenuhan gizi melalui intervensi pemerintah tetap relevan.
“Ini semacam refleksi dari program lama, tapi dengan pendekatan baru,” tutup Hasan. ***
Artikel Terkait
Viral Kisah Randika, Anak Rantau Tewas Kelaparan: DJ Donny Soroti Gagalnya Negara Jalankan Tanggung Jawab
Pengamat Sebut Pembangunan IKN Langgar Konstitusi dan Rugikan Daerah
AHY Tinjau Revitalisasi Pasar dan Asrama Inggrisan Banyuwangi, Progres Capai 52 Persen