Sejumlah warga menyebut mobil itu sering terlihat terparkir di rumah pengasuh pesantren sebelum insiden terjadi.
Sementara itu, Kasubdit RPDO Basarnas, Emi Freezer, menyatakan total korban meninggal mencapai 37 orang.
Sebanyak 11 jenazah baru ditemukan pada Minggu dini hari di sektor A3.
“Pukul 03.24 WIB satu korban dengan kondisi kaki kanan tidak ada berhasil diekstrikasi,” kata Emi.
BNPB menegaskan seluruh jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi oleh tim DVI Polda Jatim.
Deputi Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan, mengatakan sebagian besar korban ditemukan di lantai satu bangunan.
“Yang paling banyak ditemukan ada di lantai satu,” ujar Budi.
Pembersihan puing sudah mencapai 60 persen namun terkendala beton besar yang menempel ke bangunan di sebelahnya.
BNPB melibatkan tim ahli dari ITS untuk meneliti struktur agar pembersihan tidak merusak bangunan lain.
Selain itu, bau pembusukan jenazah kini menjadi perhatian serius di sekitar lokasi.
BNPB memperingatkan cairan pembusukan bisa mencemari sumber air bersih di daerah padat penduduk.
Sebagai langkah antisipasi, penyemprotan disinfektan ditambah dan APD dibagikan kepada petugas lapangan.
Di tengah reruntuhan, mimbar musala yang digunakan imam salat terlihat masih berdiri tegak.
Fakta itu menjadi perhatian warga karena di sekitar mimbar banyak korban selamat ditemukan.
Hingga kini, tim SAR tetap bekerja 24 jam penuh secara bergantian untuk mencari korban yang tersisa.
Artikel Terkait
Pasific Harvest Buka 200 Lowongan Borongan Tanpa Ijazah, Cukup Pakai KTP Khusus Perempuan
Dua Hari Ikut Banyuwangi Career Expo 2025, Posisi Lowongan Kerja di Perusahaan Tambang Emas PT Bumi Suksesindo Belum Terisi, Terpaksa Harus Iklan
5 Pesan Penting Prabowo di HUT ke-80 TNI: AI, Alam, dan Kepemimpinan