“Nyeri hate ninggal murangkalih kos kieu, kajeung teu damel bapak mah,” ujarnya lirih.
Pernyataan itu menggambarkan beban ganda orang tua dalam menghadapi kejadian ini.
Pemerintah daerah langsung turun tangan mengawal kasus tersebut.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat berkoordinasi dengan BPOM dan kepolisian.
Mereka mengambil sampel makanan dari program MBG untuk diuji di laboratorium.
Hasil uji laboratorium akan menentukan penyebab keracunan massal para siswa.
Selama investigasi berlangsung, distribusi makanan MBG di Cipongkor dihentikan sementara.
Penghentian sementara ini bertujuan mencegah potensi korban baru.
Program MBG sejatinya dirancang untuk meningkatkan gizi seimbang siswa sekolah.
Namun kejadian keracunan massal justru menimbulkan pertanyaan besar.
Publik mempertanyakan standar keamanan pangan dalam pelaksanaan program ini.
Kasus ini masih dalam penyelidikan dan hasilnya ditunggu masyarakat luas. ***
Artikel Terkait
Layanan WhatsApp KPP Pratama Banyuwangi untuk Kemudahan Wajib Pajak
Kalender 2025, Ini Perhitungan Weton Selasa Pon 23 September 2025 Wuku Wukir
Oknum TNI Pukul Ojol di Pontianak, Viral hingga Proses Hukum Berlanjut