• Senin, 22 Desember 2025

Tragedi Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya Menambah Daftar Panjang Kecelakaan Kapal di Perairan Selat Bali

.
- Kamis, 3 Juli 2025 | 18:29 WIB
KMP Tunu Pratama Jaya
KMP Tunu Pratama Jaya

 

Kabar24.id - Insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di perairan Selat Bali menjadi pengingat akan risiko dalam perjalanan pelayaran laut. 

Sebelumnya diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya mengangkut 65 orang, yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru kapal. Kapal itu dilaporkan tenggelam usai hilang kontak, pada Rabu, 2 Juli 2025 pada pukul 23.35 WIB.

Baca Juga: Final Trailer Film Selepas Tahlil: Aghniny Haque Rela Dirasuki Iblis Demi Selamatkan Keluarga!

Selain itu, kapal juga membawa 22 kendaraan berbagai jenis saat berlayar melintasi Selat Bali dari Pelabuhan Ketapang menuju Gilimanuk.

Hingga Kamis, 3 Juli 2025 pukul 11.00 WIB, sebanyak 30 orang dilaporkan masih dinyatakan hilang. Sementara, 4 orang penumpang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan 31 korban lainnya berhasil diselamatkan.

Baca Juga: Pertemuan Prabowo dan Pangeran MBS, Indonesia-Arab Saudi Sepakati Kerja Sama Rp438 Triliun

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Muhammad Masyhud menyatakan operasi pencarian terus dilakukan. 

"Hingga pukul 10.00 waktu setempat, 31 penumpang sudah berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat," ujar Masyhud kepada awak media di Jakarta, pada Kamis, 3 Juli 2025.

Baca Juga: Jadwal Lengkap Kereta Api Stasiun Kalisetail GAPEKA 2025: Cek Waktu Keberangkatan Terbaru di Sini

Pencarian dan penyelamatan melibatkan sedikitnya 15 kapal dan satu unit helikopter. Operasi dilakukan secara intensif untuk menemukan korban yang belum ditemukan.

Berkaca dari hal itu, Selat Bali merupakan jalur pelayaran yang menghubungkan Pulau Jawa dan Bali, dan kini dikenal sebagai salah satu lintasan maritim tersibuk di Indonesia. 

Baca Juga: Johnny G Plate Bakal Diperiksa Terkait Dugaan Korupsi Proyek Pusat Data Nasional Sementara di Sukamiskin

Namun, kondisi geografis selat ini menyimpan tantangan serius bagi transportasi laut. Secara geologi, selat ini terbentuk akibat aktivitas tektonik yang memisahkan Pulau Jawa dan Pulau Bali. 

Halaman:

Editor: Anton Chanif M

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X