• Senin, 22 Desember 2025

Serangan AS ke Iran Panaskan Timur Tengah, Harga Minyak Dunia Terancam Meledak

.
- Senin, 23 Juni 2025 | 08:49 WIB

Kabar24.id - Krisis geopolitik antara Amerika Serikat dan Iran kembali menjadi sorotan dunia setelah aksi militer dari pihak AS memicu ketegangan di kawasan Timur Tengah. Imbas dari kondisi tersebut, harga minyak mentah global diprediksi akan mengalami lonjakan signifikan saat perdagangan dibuka kembali pada hari Senin (23/6).

Serangan terhadap Iran yang dilakukan oleh pemerintahan Donald Trump dipandang oleh para pengamat energi sebagai faktor pemicu yang dapat memperparah ketidakpastian di pasar minyak.

Banyak analis memperingatkan bahwa harga minyak bisa naik lebih tinggi jika Iran merespons dengan serangan besar yang mengancam kelangsungan distribusi energi internasional.

Baca Juga: Mandiri Jogja Marathon 2025: Semangat Lari, Cinta Budaya, dan Rekor Internasional

"Lonjakan harga minyak sudah diperkirakan bahkan tanpa balasan langsung, pasar kemungkinan akan memperhitungkan risiko geopolitik yang lebih tinggi," kata Jorge Leon, Kepala Analisis Geopolitik dari Rystad Energy, dilansir oleh Reuters.

Sebelumnya, pasar sempat tenang setelah Amerika Serikat memberlakukan sanksi baru terhadap Iran. Sanksi tersebut mencakup pembatasan pada dua entitas serta tindakan terkait kontra-terorisme, yang menambah daftar panjang tekanan ekonomi terhadap Teheran.

Namun hingga kini, stabilitas pasokan dan kapasitas produksi cadangan dari negara-negara produsen besar minyak telah membantu meredam kenaikan harga secara drastis.

Baca Juga: Ini Spesifikasi Pesawat Siluman B-2 Bomber AS yang Serang Situs Nuklir Iran, Bisa Bawa 16 Bom Nuklir

Sejarah pun mencatat bahwa harga minyak sering kali hanya mengalami kenaikan sesaat apabila tidak terjadi gangguan distribusi secara langsung.

Salah satu langkah ekstrem yang mungkin diambil Iran adalah menutup Selat Hormuz, jalur penting bagi perdagangan minyak dunia. Tindakan ini diyakini hanya akan dilakukan jika negara tersebut merasa kedaulatannya benar-benar terancam.

Selat Hormuz adalah jalur laut sempit namun sangat vital, karena sekitar 20 persen konsumsi minyak global melewati wilayah ini setiap harinya.

Baca Juga: Cloudflare Berhasil Gagalkan Serangan DDoS Terbesar Sepanjang Sejarah, 37.4 Terabyte Data Menghantam Dalam 45 Detik

Dengan posisi yang sangat strategis tersebut, setiap ketegangan atau gangguan di kawasan ini langsung memengaruhi kestabilan pasar energi dunia.

Melihat situasi yang kian memanas, pelaku pasar dan negara-negara pengimpor minyak harus lebih waspada. Ancaman gangguan pasokan yang serius dapat berdampak besar terhadap ekonomi global, terutama di tengah ketergantungan yang tinggi pada energi berbasis fosil.

Halaman:

Editor: Nurul Sakinah

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X