Kabar24.id - CEO Badan Pelaksana Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani, menegaskan bahwa sumber pendanaan Danantara sepenuhnya berasal dari dividen Badan Usaha Milik Negara (BUMN), bukan dari dana masyarakat.
Hal ini ia sampaikan dalam diskusi bertajuk "Strategi Investasi Danantara: Prinsip, Peluang, Risiko" bersama mahasiswa Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI).
"Banyak yang bertanya, dari mana sumber dana investasi Danantara? Dana ini berasal dari dividen BUMN yang kemudian kami kelola untuk dua hal, yaitu memperkuat BUMN melalui penyertaan modal serta investasi di sektor-sektor strategis," ujar Rosan dalam keterangannya yang dikutip dari akun Instagram resminya, Sabtu, 8 Maret 2025.
Baca Juga: Mudik Lebaran 2025, PELNI Siapkan 55 Kapal untuk Pemudik
Tidak Menggunakan Dana Masyarakat, Berinvestasi dengan Prinsip Risiko Terukur
Rosan juga menegaskan bahwa investasi yang dilakukan Danantara tidak melibatkan dana dari masyarakat maupun likuiditas perbankan.
Ia mengakui bahwa dalam dunia investasi selalu ada risiko, namun Danantara menerapkan prinsip calculated risk atau risiko yang telah diperhitungkan dengan matang sebelum mengambil keputusan investasi.
Menurut Rosan, Danantara akan berinvestasi di sektor-sektor yang memiliki potensi besar dalam memberikan dampak luas terhadap perekonomian nasional.
Baca Juga: Opini: Danantara, Investasi Untuk Kebaikan Negeri atau Oligarki?
Salah satu fokus utama investasi saat ini adalah sektor hilirisasi, yang juga menjadi prioritas pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
"Dari 28 sektor hilirisasi yang telah teridentifikasi, kami akan memprioritaskan investasi pada empat hingga lima sektor utama yang memiliki prospek terbaik," jelasnya.
Salah satu contoh keberhasilan hilirisasi yang telah dilakukan Indonesia adalah sektor nikel. Rosan menyoroti bahwa pada tahun 2016, nilai ekspor nikel Indonesia hanya mencapai 3,3 miliar dolar AS.
Baca Juga: Temukan Temuan Pemangkasan MBG, KPK Minta Pemerintah Perketat Pengawasan
Namun, setelah kebijakan hilirisasi diterapkan, angka ini melonjak 10 kali lipat menjadi 30 miliar dolar AS pada 2024. Keberhasilan ini tidak hanya meningkatkan devisa negara, tetapi juga membuka lebih banyak lapangan pekerjaan.
Selain nikel, sektor kelapa sawit juga telah mengalami proses hilirisasi. Ke depan, Danantara berencana untuk memperluas investasinya ke sektor lain yang memiliki potensi besar, salah satunya adalah rumput laut (seaweed).
Artikel Terkait
Opini: Danantara, Investasi Untuk Kebaikan Negeri atau Oligarki?
Kekayaan Fantastis Ade Yasin, Mantan Bupati Bogor Sekaligus Terpidana Korupsi yang Beri Izin Pembangunan Eiger Adventure Land
Dibangun di Masa Ade Yasin yang Kini Jadi Tersangka Korupsi dan Diresmikan Sandiaga Uno, Eiger Adventure Land Disegel
Mudik Lebaran 2025, PELNI Siapkan 55 Kapal untuk Pemudik