Hadirin sidang Jum’at yang dimuliakan Allah Swt,
Marilah kita meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah Swt dengan sebenar- benarnya takwa. Karena hanya dengan ketakwaan, kita dapat meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Selawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad saw., keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya yang istikamah di jalan Islam dan semoga kita mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti. Pada kesempatan yang mulia ini, khatib akan menyampaikan khotbah dengan tema "Hikmah Peristiwa Isra Mikraj".
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah Swt,
Isra’ Mi’raj adalah salah satu peristiwa agung yang menjadi tonggak penting dalam sejarah Islam. Peristiwa ini bukan hanya perjalanan fisik Nabi Muhammad saw, tetapi juga perjalanan spiritual yang penuh makna dan pelajaran bagi umat manusia. Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an:
بْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
“Maha Suci Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjid Al-Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (Q.S. Al-Isra’: 1)
Ayat ini menunjukkan bahwa Isra Mikraj adalah peristiwa yang dirancang langsung oleh Allah sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi Muhammad saw dan sebagai pelajaran berharga bagi umatnya.
Hadirin jemaah Jum’at yang berbahagia,
Dalam perjalanan Isra Mikraj, Nabi Muhammad saw menyaksikan berbagai kejadian yang sarat makna. Salah satu hikmah utama dari peristiwa ini adalah kewajiban salat lima waktu yang menjadi tiang agama. Salat adalah ibadah yang menghubungkan langsung seorang hamba dengan Tuhannya. Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw bersabda:
اﻟ ِّﺪﻳ ِﻦ، َﻣ ْﻦ أَﻗَﺎَﻣ َﻬﺎ ﻓَـَﻘ ْﺪ أََﻗﺎَم اﻟ ِّﺪﻳ ِﻦ، َوَﻣ ْﻦ ﺗَـَﺮَﻛ َﻬﺎ ﻓَـَﻘ ْﺪ َﻫ َﺪَم اﻟ ِّﺪﻳ ِﻦ اَﻟ ﱠﺼَﻼةُ ِﻋ َﻤﺎ ُد
“Salat adalah tiang agama, barang siapa mendirikannya maka ia telah menegakkan agama, dan barang siapa meninggalkannya maka ia telah meruntuhkan agama.” (H.R. Baihaqi)