• Senin, 22 Desember 2025

Khutbah Jumat: Spiritualitas Peristiwa Isra Mikraj

.
- Kamis, 23 Januari 2025 | 11:28 WIB
Doa khutbah Sholat Jumat
Doa khutbah Sholat Jumat

Perintah salat ini menunjukkan betapa pentingnya hubungan spiritual dalam kehidupan manusia. Salat menjadi pondasi bagi umat Islam untuk menghadirkan nilai-nilai ketakwaan dalam setiap aspek kehidupan.

 

Hadirin sidang jemaah Jum’at yang dimuliakan Allah Swt,
Isra Mikraj juga mengajarkan tentang pentingnya nilai persatuan dan tanggung jawab sosial. Nabi Muhammad saw diperlihatkan Masjid Al-Aqsha sebagai simbol hubungan spiritual antara berbagai bangsa dan generasi. Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam al- Ghazali, beliau menulis:


إِ ﱠن ِ ْﰲ اْﻟﻌُﺒُـْﻮِدﻳﱠِﺔ ﺗَـَﻮا ُﺿًﻌﺎ، َوِ ْﰲ اﻟَْﺘـَﻮا ُﺿ ِﻊ إِِّﲢَﺎًدا ﺑَْ َﲔ اﻟْﻌِﺒَﺎِد

 

“Dalam penghambaan terdapat kerendahan hati, dan dalam kerendahan hati terdapat persatuan di antara hamba-hamba Allah.”

Persatuan inilah yang menjadi pilar kemajuan dan kekuatan umat. Oleh karena itu, kita sebagai umat Islam harus saling membantu, menjunjung nilai persaudaraan, dan memperkokoh ukhuwah Islamiyah.

Hadirin sidang jemaah Jum’at yang dirahmati Allah Swt,
Peristiwa Isra’ Mi’raj juga mengingatkan kita tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Dalam kitab Al-Hikam karya Ibnu Atha’illah, beliau mengatakan:


َﻣ ْﻦ َﺟَﻌ َﻞ ِﳘَﱠﺘﻪُ ِ ْﰲ اﻟ ﱡﺪْﻧـﻴَﺎ َو ْﺣ َﺪ َﻫﺎ، َﺧ ِﺴَﺮ اﻟ ﱠﺴَﻌﺎَدةَ ِ ْﰲ اﻟ ﱠﺪاَرﻳْ ِﻦ

“Barang siapa yang hanya menjadikan dunia sebagai tujuan hidupnya, ia akan kehilangan kebahagiaan di dua negeri (dunia dan akhirat).”

Oleh karena itu, kita harus menjadikan dunia sebagai sarana untuk mencapai kebahagiaan akhirat. Segala aktivitas yang kita lakukan di dunia ini haruslah didasarkan pada niat untuk beribadah kepada Allah Swt. Dengan demikian, setiap pekerjaan dan usaha kita akan bernilai ibadah di sisi-Nya.



Hadirin jemaah Jum’at yang berbahagia,
Isra Mikraj juga memberikan pelajaran tentang pentingnya kesabaran dalam menghadapi ujian hidup. Sebelum peristiwa ini, Nabi Muhammad saw mengalami masa-masa yang sangat berat, seperti ditinggal wafat oleh dua orang tercinta, yakni istri beliau, Khadijah r.a., dan pamannya, Abu Thalib. Namun, beliau tetap tegar, sabar, dan tawakal kepada Allah. Sebagai balasannya, Allah mengangkat beliau ke langit dan memperlihatkan berbagai tanda kebesaran-Nya. Allah Swt berfirman:


ﱠن َﻣ َﻊ اﻟﻌُ ْﺴِﺮ ﻳُ ْﺴًﺮا إِ

 

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah: 6)

Halaman:

Editor: Anton Chanif M

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Bagaimana Pandangan Islam Terhadap Inses?

Rabu, 21 Mei 2025 | 19:35 WIB

dr Aisyah Dahlan: Bahasa Kasih Sayang Hadiah

Kamis, 10 April 2025 | 05:13 WIB
X